tag:blogger.com,1999:blog-91860681529737758512024-03-14T00:27:25.876+07:00MARTIAL ARTAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/10402937793677637678noreply@blogger.comBlogger16125tag:blogger.com,1999:blog-9186068152973775851.post-51848249066616708982011-06-02T11:55:00.000+07:002011-06-02T11:55:31.994+07:00Gulat<h1 class="firstHeading" id="firstHeading"></h1><div class="thumb tright"> <div class="thumbinner" style="width: 302px;"><a class="image" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Pankratiasten_in_fight_copy_of_greek_statue_3_century_bC.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" class="thumbimage" height="219" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/42/Pankratiasten_in_fight_copy_of_greek_statue_3_century_bC.jpg/300px-Pankratiasten_in_fight_copy_of_greek_statue_3_century_bC.jpg" width="300" /></a> <div class="magnify" style="text-align: justify;"><b>Gulat</b> adalah kontak fisik antara dua <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Orang" title="Orang">orang</a>, di mana salah seorang <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pegulat&action=edit&redlink=1" title="Pegulat (halaman belum tersedia)">pegulat</a> harus menjatuhkan atau dapat mengontrol musuh mereka. Teknik fisik yang ditunjukkan dalam gulat adalah <i><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Joint_lock&action=edit&redlink=1" title="Joint lock (halaman belum tersedia)">joint lock</a></i>, <i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Clinch" title="Clinch">Clinch</a> fighting</i>, <i>Grappling hold</i>, dan <i><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Leverage&action=edit&redlink=1" title="Leverage (halaman belum tersedia)">Leverage</a></i>. Teknik ini dapat menyebabkan luka yang serius. Banyak gaya gulat yang diketahui dunia dan mempunyai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah" title="Sejarah">sejarah</a> yang panjang, dan olahraga gulat sudah menjadi olahraga <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Olimpade&action=edit&redlink=1" title="Olimpade (halaman belum tersedia)">olimpik</a> lebih dari 100 tahun</div></div></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10402937793677637678noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9186068152973775851.post-39811007318981667502011-02-23T08:51:00.000+07:002011-02-23T08:51:17.254+07:00AnggarAnggar adalah seni budaya olahraga ketangkasan dengan senjata yang menekankan pada teknik kemampuan seperti memotong, menusuk atau menangkis senjata lawan dengan menggunakan keterampilan dalam memanfaatkan kelincahan tangan. Dalam artian lebih spesifik, anggaran adalah satu satu cabang olahraga yang diajarkan di sekolah - sekolah Eropa pada masa lalu dalam melatih keahlian dalam menggunakan senjata tajam yang akhirnya menjadi salah satu olahraga resmi di Olimpiade.<br />
<br />
Etimologi kata "anggar" dalam bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Perancis "en garde", artinya dalam Bahasa Indonesia berarti "bersiap". Kata "en garde" digunakan sebelum permainan anggar dimulai, untuk memberi perintah "bersiap" kepada pemain. Dalam bahasa Perancis sendiri anggar disebut sebagai escrime. Walaupun kita menganggap anggar sebagai permainan yang menghibur, sebagai senjata, sebagai sarana pendidikan atau pun olahraga, ternyata anggar mempunyai perjalanan sejarah yang cukup panjang. Kemampuan teknis, catatan pencapaian yang cukup panjang, di luar hal - hal tersebut adalah nilai - nilai yang terkandung dalam permainan anggar sendiri hingga kini masih diajarkan melalui praktik olahraga itu sendiri.<br />
<br />
Jika sejarah mengenai anggar ditelusuri, kita akan mengacu pada penggunaan pedang. Sejak dahulu kala, pedang diciptakan sebagai alat untuk melindungi diri. Manusia menggunakan kekuatan dan ketangkasannya, memilih bahan dan alat, meningkatkan ketrampilannya dengan menggunakan kepandaiannya. Semua itu merupakan latar belakang permainan anggar.<br />
<br />
Anggar merupakan salah satu dari sedikit olahraga yang mengakui profesionalisme sebelum tahun 1980an. Bahkan pada peraturan - peraturan awal Olimpiade yang ditulis oleh Baron Pierre de Coubertin (presiden kedua dari International Olympic Committee), dengan jelas menyatakan bahwa pemain anggar profesional yang disebut dengan Masters diperbolehkan untuk ikut bertanding.<br />
<br />
Anggar dipertandingkan pada ajang Olimpiade untuk pertama kalinya pada tahun 1896. Merupakan salah satu dari sedikit cabang olahraga yang menjadi program tetap dalam pelaksanaan Olimpiade.<br />
<br />
<b>Nomor-nomor dalam anggar</b><br />
<br />
Anggar yang dipertandingkan pada olimpiade memainkan tiga nomor, yang dinamakan berdasarkan senjatanya:<br />
<br />
* Floret (foil): Pedang yang berbentuk langsing, lentur dan ringan, ujungnya datar atau bulat, tumpul dan berpegas. Bila ditusukkan dapat naik/turun, beratny 500 gram (5 ons). Pelindung tangan yang terdapat pada floret lebih kecil dibandingkan dengan Degen dan Sabel. Ujungnya untuk menusuk dan bagian bawah pedang untuk menangkis dan menekan.<br />
* Sabel (sabre): Pedang yang berbentuk segitiga dan sudutnya tidak tajam, seperti parang kecil, semakin keatas semakin pipih dan ujungnya ditekuk hingga tidak meruncing, beratnya 500 gram. Pelindungan penuh menutupi tangan sampai pangkal tangkai. Bagian atas pedang untuk memarang dan bagian bawah untuk menangkis, serta ujungnya untuk menusuk.<br />
* Degen (epée): Pedang berbentuk segitiga dan berparit, pada pangkalnya tebal dan samping keujung kecil, agak kaku. Ujungnya datar dan berpegas dengan pelindung tangan besar, beratnya 750-770 gram. Bagian bawah pedang untuk menangkis dan ujungnya untuk menusuk.<b><br />
<br />
Cara Bermain</b><br />
<br />
Tiga jenis senjata yang digunakan cabang anggar dalam ajang Olimpiade: foil, epee dan sabre. Dimainkan di arena seluas 14×1,5 meter. Dilengkapi dengan kabel dan kostum khusus, para pemain dihubungkan dengan sistem penilaian elektronik yang akan bereaksi jika terkena tusukan. Dalam setiap pertandingan digunakan sistem eleminasi langsung. Sebuah tim akan terdiri dari 3 pemain dan masing - masing akan berduel dengan anggota tim lawan.<br />
<br />
<b>Lapangan/Area</b><br />
<br />
Arena anggar biasanya dalam ruangan tertutup, panjangnya 12 meter dan lebarnya 2 meter. Ditutupi linolium (gabus) dan dilengkapi peralatan elektronik untuk mengetahui terjadinya poin. <br />
<br />
<b>Pakaian</b><br />
<br />
Pakaian terdiri dari:<br />
<br />
* Masker (Pelindung Muka).<br />
* Sarung Tangan.<br />
* Baju Jaket terbuat dari bahan yang kuat dan berwarna putih.<br />
* Untuk pemain Epee atau Poil, baju pemain terbuat dari metal.<br />
<b><br />
Wasit</b><br />
<br />
Setiap wasit yang memimpin pertandingan, dapat menjatuhkan sanksi (hukuman) pada atlet, apabila melakukan pelanggaran yang ditentukan. Pelanggaran pertama, wasit mengeluarkan kartu kuning. Pelanggaran kedua, wasit mengeluarkan kartu merah. Pelanggaran ketiga, wasit mengeluarkan kartu hitam, (pelanggaran berat, atlet diskor dari pertandingan).<br />
<br />
<b>Kelas dalam Anggar</b><br />
<br />
Putra:<br />
<br />
* épée perorangan<br />
* épée tim<br />
* foil perorangan<br />
* sabre perorangan<br />
* sabre tim<br />
<br />
Putri:<br />
<br />
* épée perorangan<br />
* foil perorangan<br />
* foil tim<br />
* sabre perorangan<br />
* sabre tim <br />
<br />
<b>Sejarah Masuknya Anggar ke Indonesia</b><br />
<br />
Pada zaman penjajahan Belanda di Indonesia, para tentara Kerajaan Belanda membawa serta olahraga anggar masuk ke Indonesia. Pada saat itu terdapat dus macam tujuan permainan anggar, yaitu untuk berkelahi dan olahraga.<br />
<br />
Kemampuan bermain anggar untuk berkelahi diwajibkan bagi setiap tentara Hindia Belanda (KNIL) dengan menggunakan kelewang (pedang) atau sangkur. Sedangkan, permainan anggar untuk olahraga dipersilakan bagi para bintara, perwira, serta mahasiswa.<br />
<br />
Tokoh-tokoh militer bangsa Indonesia yang mempunya keahlian bermain anggar pada waktu itu antara lain adalah Drh.Singgih, Soeparman, Maryono, Setu, Warsimin, Paimin Salekan, Atmo Soewirjo, J. Sengkey, Suratman, Mantiri, C.H. Kuron, Mangangantung, dan Soekarno.<br />
<br />
Untuk dapat meningkatkan kemampuan bermain anggar maupun olahraga lainnya, KNIL mendirikan sekolah olahraga militer. Sekolah olahraga militer tersebut didirikan guna untuk mendidik para guru anggar, guru renang, dan guru olahraga lainnya. Lembaga pendidikan militer tersebut didirikan di Bandung dan Magelang.<br />
<br />
Pada masa penjajahan Jepang, tidak ada informasi yang masuk tentang perkembangan olahraga anggar di Indonesia. Dalam masa perang kemerdekaan, banyak guru anggar yang berasal dari mantan instruktur militer Belanda yang menjadi instruktur di Akademi Militer Yogyakarta. Mereka mengajarkan cara bermain anggar, baik untuk olahraga maupun berkelahi dengan menggunakan sangkur.<br />
<br />
Dalam Pekan Olahraga Nasional pertama yang diselenggarakan pada tahun 1948 di Solo, olahraga anggar mulai diperkenalkan serta dieksibisikan oleh para guru anggar mantan instruktur militer Belanda tersebut.<br />
<br />
Setelah penyerahan kedaulatan Negara Republik Indonesia, para guru anggar yang tersebar di tanah air mulai mengembangkan olahraga anggar dengan cara mendirikan perkumpulan-perkumpulan anggar di beberapa daerah. Seperti di Sumatera Utara, Jakarta, Bandung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, dan di Sulawesi Selatan.<br />
<br />
Perkumpulan anggar di ibukota kita, Jakarta, didirikan oleh Kasimin Atmosoewirjo, Soekarno, dan Drh. Singgih. Di awal tahun 1950, Kasimin Atmosoewirjo mulai mengembangkan olahraga anggar di Jakarta bersama dengan puteranya yang bernama Suratmin.<br />
<br />
Perjuangan para guru anggar yang telah merintis olahraga anggar di tanah air selanjutnya dikembangkan oleh para penerus. Baik oleh murid, anak, maupun cucu, sehingga pada saat ini olahraga anggar dapat terus berkembang di berbagai provinsi di Indonesia.<br />
<br />
Setelah penyerahan kedaulatan Indonesia oleh pihak Belanda, permainan anggar mulai diajarkan di sekolah olahraga maupun perguruan tinggi olahraga. Di lingkungan akademi militer dan polisi juga sempat diajarkan cara bermain anggar, namun pada akhirnya kurang berkembang.<br />
<br />
Dalam perkembangan selanjutnya, olahraga anggar mulai dipertandingkan dalam Pekan Olahraga Nasional kedua yang diselenggarakan pada tahun 1951 di Jakarta. Setelah itu olahraga anggar selalu dipertandingkan dalam setiap Pekan Olahraga Nasional hingga sekarang.<br />
<br />
<b>Perkembangan Anggar di Indonesia</b><br />
<br />
# Cabang anggar Indonesia, di SEA Games 2007 Thailand hanya kebagian satu medali perunggu untuk nomor tim floret putri setelah dalam semifinal kalah tipis dari Filipina 43-44 di Suranaree University of Technology Nakhon Ratchasima.Sementara itu medali emas direbut tim Singapura yang mengalahkan tim Filipina dengan 37-25 yang berhak atas medali perak.Hingga berakhirnya pertandingan cabang anggar, Selasa (11/12), Indonesia tidak mampu meraih medali emas, dan hanya mengoleksi dua medali perak dari nomor floret perorangan putri atas nama Fabiola Tirza Paulany Ratu dan tim degen putri.Selebihnya empat medali perunggu dihasilkan dari degen perorangan putra atas nama Agustinus Pieter Manuhutu, degen perorangan putri Isnawaty Sir Idar, dan dua dari tim floret putra dan putri.[4]<br />
# Pengurus Besar Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (PB IKASI) memanggil dua atlet nasional untuk mengikuti Kejuraan Dunia Anggar Kadet dan Junior 2010 di Baku, Rusia, pada 1-14 April. Ia mengatakan atlet Kaltim yang dipanggil ialah Ima Safitri, sedangkan dari DKI Jakarta ada Aditya Baskara. Aditya Baskara yang akan bermain di senjata floret putra kadet, sedangkan Ima Safi tri akan bermain di nomor senjata sabel kadet.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10402937793677637678noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9186068152973775851.post-32342707735447381792011-02-15T11:19:00.000+07:002011-02-15T11:19:07.513+07:00KendoKendo (剣道 kendō?) adalah seni bela diri modern dari Jepang yang menggunakan pedang. Kendo berasal dari kata "ken (剣)" yang artinya "pedang", dan "dō (道)" yang artinya "jalan". Jadi arti kendo secara keseluruhan adalah suatu jalan/ proses disiplin diri yang membentuk suatu pribadi samurai yang pemberani dan loyal. Kendo menggabungkan unsur-unsur bela diri, seni dan olahraga. Dalam latihan, Kendo menggunakan peralatan seperti:<br />
1. Seragam: Kendo gi dan hakama<br />
2. Pedang dari bambu (shinai)<br />
3. Bogu, yang terdiri dari: 1. Men (pelindung kepala)<br />
2. Do (pelindung badan)<br />
3. Kote (pelindung tangan)<br />
4. Tare (pelindung paha dan kemaluan)<br />
Latihan kendo (keiko) terdiri dari berbagai macam tujuan untuk mengembangkan diri. Seperti halnya bela diri lain, kendo memerlukan disiplin tinggi dan dedikasi penuh untuk latihan, seperti etika (religi), postur tubuh dan teknik melangkah, dan cara mengayun pedang yang benar.<br />
<br />
<b>Teknik kendo</b><br />
<br />
Ada 4 jenis serangan dalam kendo, yaitu:<br />
1. Men<br />
Tebasan kepala. Sasaran tebasannya adalah dari ujung dahi sampai dagu.<br />
2. Kote<br />
Tebasan tangan. Jika lawan menggunakan chudan-no-kamae, maka sasaran adalah tangan kanan, tetapi jika lawan menggunakan jodan-no-kamae, sasarannya adalah tangan kiri. Jika lawan menggunakan dua pedang (nito-ryu), maka kedua lengan dapat dijadikan sasaran.<br />
3. Do<br />
Tebasan badan. Sasarannya adalah sisi kiri atau kanan perut.<br />
4. Tsuki<br />
Tusukan. Sasarannya hanyalah leher.<br />
Untuk teknik tsuki, sangat diperlukan keahlian tinggi dan pengaturan sasaran tusukan yang tepat, oleh karena itu jurus ini hanya boleh digunakan oleh anggota senior, dan tidak disarankan untuk digunakan pada saat pertandingan, kecuali telah disetujui oleh pelatih (sensei).<br />
<br />
Berikut ini adalah beberapa teknik latihan kendo:<br />
1. Ashi-sabaki (teknik melangkah)<br />
2. Ayumi-ashi (melangkah ke depan dengan menyeretkan kaki secara bergantian)<br />
3. Haraki-ashi (melangkah ke kiri atau ke kanan dengan menyeretkan kaki sebesar 45 derajat)<br />
4. Okuri-ashi (melangkah ke depan dengan menyeretkan kaki; kaki kanan selalu berada di depan kaki kiri. Langkah ini adalah langkah yang paling banyak digunakan dalam latihan kendo)<br />
5. Kihon (teknik dasar)<br />
6. Seme (bergerak maju mendekati lawan, mengambil posisi untuk melakukan tebasan kecil)<br />
7. Suburi (latihan tebasan berulang-ulang, seperti joge buri, sho-men, kote, dan do)<br />
8. Joge buri (tebasan besar, dimulai dari punggung sampai ke arah lantai)<br />
9. Sa-yu men (pukulan men yang diarahkan ke kanan dan ke kiri, sasarannya adalah pelipis kepala)<br />
10.Shomen (tebasan kepala)<br />
11.Nikkado men (tebasan kepala dua kali berturut-turut)<br />
12.Haya suburi (tebasan cepat yang dilakukan sambil melompat)<br />
13.Kiri kaeshi (tebasan kepala berulang-ulang ke kanan dan kiri ke arah pelipis lawan, yang dimulai dari gerakan men biasa satu kali, kemudian sa-yu-men ke depan sebanyak empat kali, dilanjutkan sa-yu-men ke belakang sebanyak lima kali, diakhiri dengan men biasa satu kali)<br />
14.Waza (teknik lanjutan)<br />
15.Taiatari (teknik mendekati dan mendorong tubuh lawan)<br />
16.Tsuba zeriai (teknik menghambat gerakan shinai lawan dengan menggunakan tsuba pada shinai)<br />
17.De-bana (teknik menyerang pada saat lawan hendak memulai serangan)<br />
18.Harai (teknik menggeser shinai lawan ke kiri atau ke kanan untuk membuka pertahanan lawan, kemudian dilanjutkan dengan tebasan)<br />
19.Hiki (teknik melangkah ke belakang (setelah berbenturan badan atau taiatari)<br />
20.Kaeshi (menangkis kemudian membalikkan serangan)<br />
21.Nuki (teknik menghindari serangan dengan melangkah ke belakang atau ke sisi lawan, kemudian melakukan serangan balik ke lawan)<br />
22.Suriage (teknik menangkis serangan dengan gerakan seperti membentuk huruf "J", kemudian dilanjutkan dengan serangan balik ke lawan)<br />
23.Keiko (latihan)<br />
24.Uchikomi-geiko (latihan serangan kombinasi, dimulai dengan men, dilanjutkan dengan men, taiatari-hiki-men, taiatari-hiki-do, kemudian men)<br />
25.Kakari-geiko (latihan serangan bebas, dilakukan oleh shidachi, motodachi hanya mengangkis atau menghindari serangan saja)<br />
26.Jigeiko (latihan tanding secara bebas)<br />
27.Shiai-geiko (latihan kompetisi/pertandingan)<br />
<br />
<b>Kejuaraan kendo</b><br />
<br />
Seperti halnya bela diri lainnya, kendo juga dipertandingkan baik secara nasional maupun internasional. Pertandingan kendo (shiai) merupakan pertandingan satu lawan satu, baik pertandingan antar laki-laki atau perempuan.<br />
Poin pertandingan adalah jika serangan mengenai target sasaran (men/kote/do/tsuki) yang dilakukan dengan kesatuan antara semangat, pedang, dan tubuh (ki-ken-tai-ichi). Ini berarti agar suatu serangan bisa mendapatkan nilai, maka serangan tersebut harus mengenai sasaran yang tepat, disertai dengan langkah maju setelah serangan dilakukan (zanshin) dan teriakan sebagai bentuk ekspresi dari (kiai).Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10402937793677637678noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9186068152973775851.post-7820319379490983192011-02-15T11:10:00.000+07:002011-02-15T11:10:21.787+07:00NinjutsuNinjutsu (忍術?) kadang-kadang dapat diganti dengan kata ninpō (忍法?) adalah Seni bela diri, strategi, dan taktik di medan perang dan gerilya yang dilakukan oleh shinobi (juga disebut diluat Jepang sebagai Ninja). Ninja Wanita disebut Kunoichi. Saat ini ada beberapa gaya modern dari seni bela diri ini, menurut Koryu.com, tidak semua variasi tersebut berhubungan dengan sejarah ninjutsu di Jepang yang dulu disebut dengan koryū.<br />
<br />
<b>Etimologi</b><br />
<br />
Huruf Utama nin (忍?) terdiri dari dua karakter. Karakter atas yaiba (刃?) berarti "ujung pedang", dan karakter bawahnya kokoro (心?) mempunyai arti "jiwa" atau "hati". Kanji 刀 berarti "pedang" atau "blade", Kanji 刃 mempunyai arti "ujung pedang." Jika kedua kanji digabungkan mempunyai arti "menyusup", "kerahasiaan", "ketahanan", and "ketekunan". Jutsu (術?) mempunyai arti "seni" atau "teknik". Pō (法?) berarti "pengetahuan", "prinsip" ketika digabungkan dengan imbuhan "nin" mempunyai arti seni ninja, lebih tinggi dari ninjutsu. Pandangan saat ini adalah ninjutsu hanyalah mengenai kerahasiaan dan menyusup. Tetapi, para praktisi dari bidang ninjutsu berkata bahwa ninjutsu diperlukan agar kita memperoleh ketahanan untuk menghadapi hidup yang keras.<br />
<br />
<b>18 ilmu Ninjutsu</b><br />
<br />
Ada 18 ilmu dan seni berperang ninjutsu dari banyak keahlian yang dimiliki oleh ninja yang dapat dipelajari oleh umum pada saat ini. Selebihnya di luar keterampilan fisik dan penguasaan jiwa, para pendekar ini harus mempelajari latihan batin. Setelah menguasai level ini, ninja bisa sangat ahli dan bahkn dianggap sebagai orang bijak atu dukun, karena kemampuannya menyatu dengan alam dan siklus di sekitarnya. Delapan belas keahlian tersebut adalah:<br />
<br />
1. seishin teki kyoyo (pemurnian jiwa)<br />
ninja aliran togakure sangat mengandalkan pengenalan jati diri. Seorang ninja harus mengetahui dengan tepat komitmen dan motivasi hidupnya. Dengan pemahaman dan penghayatan terhadap proses pematangan seorang ninja bisa menjadi seorang pendekar yang bijak. Keterlibatan ninja dalam pertarungan dimotivasi oleh alasan untuk melindungi. Tidak dibenarkan jika alasannya semata-mata hanya karena uang.<br />
2. tai jutsu (bertarung dengan tangan kosong)<br />
paduan dari ilmu daken taijutsu(pukul, tendng, tangkis), ju taijutsu(gumul, mencekik, meloloskan dari kuncian), taihen jutsu(gerak tanpa suara, berguling, melompat, cara jatuh). Keterampilan ini di perlukan pada situasi terancam atau bertahan.<br />
3. ninja ken (pedang ninja)<br />
pedang ninja adalah pedang pedek lurus bermata tunggal. Pedang adalah senjata utama ninja. Untuk menggunakan pedang dituntut dua keahlian utama yaitu ilmu menarik pedang (dg kecepatan namun halus gerakannya ) sekaligus mengayun untuk memotong.<br />
4. bo jutsu (jurus tongkat dan bilah)<br />
ada 2 jenis tongkat, tongkat panjang sekitar 2 meter(bo) dan tongkat pendek sekitar satu meter(hanbo). Ada lagi senjata dari bilah bambu yang bila di buka di dalamnya ada mata pedang yang sekilas tampak seperti tongkat biasa.<br />
5. shuriken jutsu (senjata lempar)<br />
ilmu lempar berupa lempeng baja dengan mata tajam bersisi empat seperti bintang(senban shuriken) atau paku lempar(bo shuriken). Senban shuriken dilempar dengan cara dipuntir agar bisa menancap dan memberi efek gergaji. Bo shuriken dilempar bersamaan beberapa buah sehingga terlihat seperti kilatan jarum.<br />
6. yari jutsu(jurus tombak)<br />
tombak digunakan untuk pertarungan jarak sedang untuk menangkis dan meredam serangan lawan.<br />
7. naginata jutsu(jurus pedang bertongkat)<br />
pedang pendek yang gagangnya dibuat panjang seukuran tombak. Digunakan ninja untuk memotong lawan yang berada dalam jarak sedang. Bisa digunakan untuk menyerang samurai dan merobohkan tentara berkuda.<br />
8. kusari gama (jurus rantai dan bandul)<br />
berupa rantai sepanjang 2-3 meter yang diberi bandul pada salah satu ujungnya. Pada ujung yang lain dikaitkan pada gagang arit tradisional jepang. Rantai digunakan untuk menangkis serangan senjata lawan.sedangkan bilah arit digunakan untuk menghabisi lawan yang sudah terjerat. Senjata rantai dan bandul yang disukai oleh para ninja aliran togakure adalah kyoketsu yaitu belati lengkung yang gagangnya dipasangi tali halus dari rambut kuda dan ujung tali satu lagi diberi cincin baja besar.<br />
9. henso jutsu (ilmu menyamar dan membaur)<br />
ilmu ini sangat diperlukan pada saat spionase. Ninja membuat identitas palsu dan mengalihkan perhatian orang. Ninja juga bergerak tanpa bisa di lacak.<br />
10. shinobi iri (ilmu mengintai dan menyusup)<br />
ilmu ini mengajarkan bergerak tanpa suara dan bersembunyi di bawah bayangan.<br />
11. ba jutsu<br />
seorang ninja harus bisa bertempur di atas kuda selain menunggang kuda dengan baik di segala medan.<br />
12. sui ren (ilmu tempur dalam air)<br />
meliputi teknik mengintai dengan cara berenang, bergerak tanpa suara dalam air, cara menggunakan perahu khusus untuk mengapung dalam air, dan teknik perkelahian dalam air.<br />
13. bo ryaku (ilmu strategi)<br />
ilmu taktik yang tak lazim digunakan dalam kondisi bertahan atau pertarungan terbuka. Ninja sering memanfaatkan kondisi sekitarnya untuk melaksanakan tugasnya, tanpa banyak mengeluarkan energi.<br />
14. cho ho (ilmu spionase)<br />
ilmu mata-mata termasuk merekrut dan memakai orang yang digunakan sebagai mata-mata.<br />
15. inton jutsu (teknik meloloskan diri dan menghilang)<br />
ninja pandai meloloskan diri dengan memanfaatkan keadaan alam yang ada.<br />
16. ten mon (meteorologi)<br />
memanfaatkan cuaca juga merupakan senjata utama ninja. Sejak kecil mereka dilatih mengendalikan cuaca dari tanda-tanda alam yang kecil.<br />
17. chi mon (geografi)<br />
teknik pemanfaatan lahan.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10402937793677637678noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9186068152973775851.post-79745837925755661602011-02-15T11:04:00.000+07:002011-02-15T11:04:44.772+07:00KempoKempo adalah nama generik untuk beberapa aliran Seni bela diri yang berasal dari Jepang dan banyak menggunakan permainan tangan. Jadi bukan nama satu aliran saja melainkan nama dari banyak aliran dan metode. Arti dari Kempo sendiri adalah beladiri dengan permainan tangan (di dalam bahasa Mandarin disebut Quanfa).<br />
<br />
Adapun beberapa aliran Kempo yang terkenal di Jepang dan negara-negara Barat adalah:<br />
1. Tenshin Koryu Kempo, seni beladiri yang sudah berusia ratusan tahun sejak sebelum zaman Tokugawa (Era Meiji). Guru besar terakhir dari aliran ini adalah Ueno Takashi. Beladiri Tenshin Koryu Kempo ini berasal dari kombinasi antara Jujutsu aliran Shinto Tenshin-ryu, teknik persenjataan dan tangan kosong Asayama Ichiden-ryu dan Shinto Muso-ryu dengan jurus Daken Taijutsu aliran Hontai Kijin Chosui-ryu Kukishinden Daken Taijutsu. Salah satu pewaris dari aliran ini adalah grandmaster Shoto Tanemura dari Genbukan Dojo.<br />
2. Nihon Kempo, seni beladiri modern hasil ciptaan Master Masaru Sawayama. Beladiri yang unik dan merupakan kombinasi teknik pukul-tendang dari Karate dengan teknik bantingan dan pergumulan dari Judo dan Jujutsu. Sekarang sudah menjadi sebuah olahraga yang diminati di berbagai negara.<br />
3. Kosho-ryu Kempo, seni beladiri turun temurun dari keluarga Mitose. Grandmaster terakhir dari aliran ini adalah Masayoshi Mitose yang kemudian menurunkan ilmunya kepada murid-muridnya yang berkebangsaan Amerika. Sehingga aliran Kempo ini dikenal dengan nama American Kenpo Karate.<br />
4. Shorinji Kempo, seni beladiri berasal dari gabungan Indo Kempo (Ilmu Bela diri dari India) dan ilmu ketabiban Tiongkok kuno yang diciptakan oleh Bodhidharma/ Dharma Taishi/ Tatmo Cowsu seorang biksu Buddha untuk diberikan kepada calon bikhsu sebagai pendidikan keagamaan pada Zen Budhisme, pada tahun 550 M, disebarkan sesudah perang dunia ke 2 oleh So Doshin.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10402937793677637678noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9186068152973775851.post-24029332879758065022011-02-14T08:55:00.001+07:002011-02-15T11:04:45.538+07:00Tarung DrajatA. Latar Belakang Tarung Derajat<br />
<br />
Olahraga Tarung Derajat diciptakan oleh seorang putra bangsa Indonesia yaitu Sang Guru (Haji Achmad Dradjat, Drs.), yang akrab disapa dengan nama populernya “AA-BOXER”. Olahraga ini dilahirkannya sebagai suatu seni ilmu beladiri dengan memiliki aliran dan wadah tersendiri tanpa berapliasi dengan aliran lain dan organisasi beladiri lainnya yang ada di bumi Indonesia, serta tidak mengadopsi dan bukan gabungan dari beladiri lain seperti pencak silat, karate, taekwondo, kempo, judo, gulat dan tinju. Namun, keberadaan Tarung Derajat tidak juga muncul dengan sendirinya, akan tetapi memiliki latar belakang suatu riwayat perjalanan hidup Sang Guru dan diridhoi oleh keagungan Tuhan Yang Maha Esa.<br />
Beladiri ini, lahir atau muncul dari pengalaman hidup yang pernah dilakoni oleh Sang Guru dimana sekitar tahun 1968 hingga tahun 1970-an, anak muda ini waktu itu sering terlibat aksi kekerasan pisik, penganiayaan, perkelahian, pemerasan, dan penghinaan (AD/ART Kodrat: 1994). Keadaan itu, tentu bukan dia yang memulainya, tapi timbul dalam keterpaksaan “kalau ada orang yang menjahati saya, masak saya diam saja? katanya dalam (Matra, Mai: 1997). Dari berbagai perkelahian dengan pereman di pusat kota Bandung-Jawa Barat, Sang Guru selalu menang, pada hal dilihat dari postur tubuhnya yang berbobot sedang tidak meyakinkan untuk mengatasi lawan. Melihat kehebatan Sang Guru waktu itu, rupanya banyak dari gorombolan pereman yang tidak suka dengannya, maka kelompok peremanisme membuat suatu siasat untuk menghabisi Sang Guru. Mengingat jumlah preman cukup banyak, maka dia segera menghindar dari gorombolan itu. Tapi mereka terlanjur dikuasai emosi segera mengejar Sang Guru seraya meneriakkan maling. Mendengar teriakan itu, orang-orang yang tengah berada di pasar malam ketika itu, ikut memburunya sampai ia terkepung dan ramai-ramai memukulinya sampai ia terkulai lemas dan kondisi tubuhnya sangat menyedihkan.<br />
<br />
Semenjak peristiwa pahit itu, Sang Guru mulai merenung untuk menyisiasati diri, mengasah kemampuan mempelajari berbagai jenis beladiri antara lain pencak silat dan karate. Tapi ia tetap tidak puas, alasannya semua itu belum bisa membalas sakit hatinya. Pertanyaan selalu muncul dalam benaknya “Jenis beladiri apakah yang bisa mengangkat kehormatan saya supaya tidak dihina dan disakiti orang?” Kemudian timbul pikiran dalam dirinya untuk menciptakan teknik beladiri dari berbagai beladiri yang pernah dipelajarinya yaitu memadukan lima unsur fungsi gerakan beladiri, seperti: memukul, menendang, menangkis, membanting dan mengelak. Setiap hari kelima fungsi ini diputuskannya dipelajari, diasosiasi dan dipraktekkan sendiri dalam kehidupannya, minimal empat jam sehari dia berlatih dan menemukan teknik-teknik praktis dan efektif, serta merangkai gerakan seni beladiri yang akrobatis dan indah ditonton oleh masyarakat.<br />
Setelah merasa matang dengan ilmu baru yang dia kemas (konsep) sendiri dan dipraktekkannya kepada orang-orang yang mencoba memeras atau membuat masalah selalu dilayaninya. Para berandal dianggap Sang Guru paling tepat untuk menguji teknik beladirinya itu. Ketika itu “terpukul oleh lawan, kok tidak terasa sakit?” tanyanya kepada diri sendiri. “Kesaktian” itu rupanya cukup membawa manfaat. Setiap kali ada orang yang dianiaya atau disakiti oleh berandalan (preman), maka Sang Guru bisa berbuat sesuatu menegakkan kebenaran. Dari sinilah namanya mulai dikenal sebagai pembela orang-orang yang disakiti secara pisik dengan sebutan AA-BOXER yang memiliki kemampuan beladiri yang luar biasa, yakni bertenaga: kuat, cepat, tepat, berani dan ulet, sehingga dia sering menyebutnya keberhasilan pergerakanTarung Derajat sebagai dasar filosofis gerak tubuh ditentukan oleh lima khas kunci kemampuan.<br />
Tak heran lagi, nama Sang Guru yang mendapat julukan AA-BOXER semakin populer dan menjadi jagoan bertarung tersiar kemana-mana di tanah air. Sehingga banyak orang-orang berdatangan minta diajari beladiri ciptaannya, mulai dari anak muda sampai orang tua. Waktu itu Sang Guru malah kebingungan. “Apa yang harus saya ajarkan katanya?”. Sebab ia sendiri mengaku tidak memiliki teknik atau jurus yang baku (Matra, 1997). Karena masih merasa bingung menghadapi anak yang belajar yang cukup banyak, malah metode yang diterapkan Sang Guru menyuruh teman-temannya (anak yang belajar) menyerang ramai-ramai dan merelakan tubuhnya dipukuli, walau kadang-kadang membalas juga. Begitulah perjalan praktek cara mengajarkan kepada orang lain dan disamping menerapkan apa yang berkembang pada saat itu.<br />
Dari pengalaman praktek mengajarkan ilmu beladiri ini, Sang Guru menerima berbagai masukan dari teman-teman agar menata dan mensistematiskan jurus-jurus yang telah diciptakannya yang berkembang secara alamiah agar menemukan bentuk-bentuk gerakan baku untuk dijadikan fungsi beladiri yang dinamis, praktis dan efektif untuk diajarkan. Disamping itu juga mensinergiskan unsur filosofis, pedagogis, kultural, kesehatan olahraga, sosialogis, dan menerapkan ilmiah olahraga.<br />
<br />
B. Perguruan Pusat Beladiri Tarung Derajat<br />
<br />
<br />
<br />
Perkembangan setelah empat tahun kemudian, tepatnya 18 Juli 1972. Masyarakat semakin banyak ingin belajar beladiri Tarung Derajat, maka waktu inilah Sang Guru memproklamasikan berdirinya aliran beladiri AA-BOXER atau “metode beladiri Drajat” yang sekarang disebut Perguruan Pusat KawahTarung Derajat. Dalam perjalanannya beladiri ini dikenal dengan nama Boxer. Pada perguruan pusat inilah Tarung Derajat dikembangkan, baik dari segi ilmu dan keilmuannya maupun dari segi pemasalannya kepada masyarakat.<br />
Dari tahun ke tahun perguruan semakin banyak memiliki murid, tapi tidak semuanya berniat untuk belajar utuh. Kenyataanya masih banyak orang-orang yang ingin “mencoba-cobanya”. Caranya mereka pura-pura masuk menjadi anggoata boxer, niatnya hanya mencari sisi lemah perguruan saja. Jadi cukup banyak suka dan dukanya, bahkan lima tahun sejak perguruan berdiri (1972 sampai 1978) banyak kendala dan rintangan yang dihadapi. Suatu hal yang lumrah dalam sebuah perjuangan. Kendala dan rintangan datang bukan hanya dari dalam perguruan sendiri, tapi juga datang dari luar. Kendati demikian, sang Guru berusaha tetap tegar dan ulet dalam menyikapi setiap kendala yang datang, malah Sang Guru menjadikan hal itu sebagai potensi untuk mendukung perguruan agar lebih maju lagi (Tabloid BOM edisi 27, Agustus 1999). Keadaan yang demikian menunjukkan bahwa, beladiri Tarung Derajat bukan lagi miliknya pribadi Sang Guru, akan tetapi kepemilikannya itu sudah melibatkan banyak pribadi masyarakat luas dari berbagai kalangan, suku, agama dan budaya.<br />
Menyadari hal yang demikian dalam kurun waktu antara 1978 sampai 1983, Sang Guru mengadakan penelitian dan mengembangkan beladirinya, yaitu dengan menata ulang dasar teknik dan meramu seni gerak dari jurus Boxer kemudian mematenkan lambang Boxer (Tarung Derajat) sebagai hasil ciptaannya. Pada waktu ini, sang guru menemukan sebuah buku tentang ilmu hayat, buku tersebut mengilhami beladiri ini mengenai fungsi dan anatomi tubuh manusia yang menunjukkan bagian mana saja yang bisa dikuatkan untuk memukul dan menendang serta bagian mana sisi lemah dari kemampuan manusia. Dari sinilah Sang Guru dapat menemukan teknik jurus yang mengoptimalkan kekuatan pukulannya, yaitu dengan menggabungkan lima unsur utama khas Boxer, yakni: kekuatan, kecepatan, ketepatan, keberanian, dan keuletan. Semua unsur itu dapat berfungsi sebagai pertahanan diri dan menerapkan prinsip “menyerang untuk menang” dengan menerapkan falsafah dalam pembentukan keuletan diri untuk berlatih adalah “berlatih beladiri tarung derajat adalah untuk menaklukan diri sendiri, tapi bukan untuk ditaklukkan orang lain” (AD/ART KODRAT, 1994).<br />
Setelah penataan teknik boxer dilakukan sebagai kemampuan otot (pisik), serta untuk keseimbangan pikiran (intelektual) dan nurati (sikap mental) untuk menemukan jatidiri sebagai “Kesatria Pejuang dan Pejuang Kesatria”, maka sang guru menerapkan sebuah motto yaitu: “Aku ramah bukan berarti takut, aku tunduk bukan berarti takluk” Pesan ini selalu ditekankan kepada anak didik yang menekuni Tarung Derajat yang diformulasikan pada setiap latihan dilakukan. Semua kemampuan (otot, otak, dan nurani) diaplikasikan dalam urutan materi latihan yang sudah disusun berdasarkan “kurikulum” formalitas beladiri Tarung Derajat dan materi latihan disesuaikan dengan tingkatan (Kurata) singkatan ---kuat, berani, dan tangkas) –SK Sang Guru Tarung Derajat no. 16/KEP GUTAMA/STD/XII/1991. Kurata terdiri dari tujuh tingkatan Kurata I s/d Kurata VII. Tingkat lanjutan Kurata adalah tingkat “ZAT” yang ditandai memakai sabuk hitam.<br />
Di samping penatan teknik beladiri yang dipelajari secara khusus, kemudian juga dikemas melalui perguruan ini teknik bertarung yang diperlombakan atau yang mengarah kepada olahraga prestasi yang memakai peraturan dan ketentuan yang harus diikuti oleh semuat atlet/petarung. Dalam olahraga ini juga dikenal rangkaian gerak (Ranjer) dan beladiri praktis. Perkembangan Boxer dari tahun 1981 s/d 1983 agak mengalmi staknasi, yaitu peminatnya malah berkurang, pada hal kurikulum dan materi latihan sudah disesuaikan dengan tuntutan tingkatan dan seni geraknya telah dipermantap tak jauh berbeda dengan kata dalam olahraga karate, nomor seni dalam pencak silat. Sang Guru pernah berkata, mungkin karena beladiri ini terlanjur dicap sebagai olahraga keras, sehingga konotasinya olahraga Boxer berkelahi jalanan. Dari tantangan tersebut Sang Guru lebih banyak belajar lagi, baginya seolah tiada hari tanpa belajar. Ilmu-ilmu beladiri lain, ia jadikan sebagai bahan bandingan dari hasil penelitian-pengembangan, kemudian diuji, sebelum resminya berdiri olahraga Tarung Derajat dijadikan olahraga prestasi dan dipertandingkan.<br />
<br />
C. Tarung Derajat Menuju Olahraga Prestasi<br />
<br />
Dari kurun waktu lima tahun yakni tahun 1984 sampai 1988, Sungguhpun peminat dan pencita Boxer pada waktu ini agak mengalami penurunan, namun itu tadak menjadi halangan bagi Sang Guru untuk lebih mengembangkan beladirinya ke semua strata masyarakat termasuk pada kalangan militer diberbagai kesatuan. Pada saat ini pulalah Sang Guru banyak mendapat tantangan terutama kritikan yang muncul dimasyarakat yakni “kalau mau jadi jagoan, jangan Cuma dijalanan, cobalah buat kejuaraan/pertandingan yang bisa melihat kemampuan beladiri Boxer pada suatu arena (matras/reng)”. Dari kritikan inilah Sang Guru mencoba menata struktur organisasi dari perkumpulan Satuan Latihan (Satlat) yang ada di Kota Bandung dan daerah sekitarnya. Tekad pertama adalah bagaimana mengujudkan boxer bisa dipertandingkan sama dengan cabang beladiri lain.<br />
Membentuk olahraga prestasi yang dibuktikan melalui pertandingan, harus ada kaidah-kaidah, ketentuan-ketentuan, dan peraturan yang baku untuk diterapkan dalam sebuah parameter keolahragaan. Untuk memenuhi tuntutan maka dirancanglah teknik-teknik yang khas Aa-boxer untuk dipertandingkan. Merancang sarana untuk pertandingan, seperti arena tarung, pakaian tanding, dan alat-alat yang digunakan oleh tenaga pelaksana. Mencetak para wasit-juri yang akan menjalankan ketentuan-ketentuan dan peraturan pertandingan. Mengkondisikan bagaimana supaya pertandingan itu ramai disaksikan oleh penonton, memikat dan menarik.<br />
Pada tahun 1988, Boxer pertama kali mengadakan kejuaraan yang disebut “Tarung Bebas AA-BOXER CUP” di Kota Bandung. Semenjak itulah beladiri ini semakin dikenal oleh masyarakat. Malah yang sangat tertarikt secara emosional waktu itu adalah Panglima Daerah Militer (Pangdam) III/Siliwangi yaitu Mayor Jenderal Arie Sudewo. Kedekatan beliau dengan Boxer, sampai sekarang Bapak Arie Sudewo masih setia menjadi Pembina Utama pada Pengurus Besar (PB) Tarung Derajat. Disamping itu, tercatat juga Wali Kota Bandung waktu itu Bapak Otje Djundjunan (suami) Ibu Dra. Ny. Hj Popong R. Otje Djundjunan yang sampai sekarang Ibu Otje masih menjadi pembina PB Tarung Derajat.<br />
Kejuaraan pertama yang disebut “Tarung Bebas” menerapkan beberapa faktor teknis yang berkembang secara almiah, yaitu memakai prinsip “menyerang untuk menang” sebagai tabu bagi petarung. Perolehan nilai atau poin untuk pemenang, memakai sistem perkenaan langsung (full body contact) sebagai khas utama olahraga Boxer. Dasar penerapan teknik bertanding, menerapkan lima unsur beladiri, yaitu memukul, menendang, menangkis, membanting dan mengelak. Pembentukan mental yang membaja petarung menerapkan lima kunci unsur kemampuan, yaitu kekuatan, kecepatan, ketepatan, keberanian, dan keuletan (Sang Guru dalam GO, 1996). Sebelum peterung (atlet) diterjun kearena kejuaraan, semuanya dibekali dengan kualitas teknik yang sama dan memiliki sertifikasi petarung minimal pemegang tingkatan Kurata IV. Kemudian, supaya perbedaan bobot badan jangan mencolok, pertimbangan berat badan adalah menjadi ukuran nomor atau kelas pertandingan yang diklasifikasikan mulai dari kelas ringan (49 kg ke bawah) sampai kelas bebas (65 kg ke atas).<br />
Atas dasar penilaian kemampuan petarung yang memiliki indikasi kemampuan yang sama secara kualitas teknik, maka tidak ada dikenal istilah petarung unggulan. Semua petarung dianggap sama, tidak dipersoalkan ia dari tingkatan kurata IV (sabuk biru), kurata VI (sabuk merah), dan tingkatan Zat (sabuk hitam).<br />
Atas dasar itulah, penempatan lawan tanding ditentukan secara undian (acak), mereka mengenal lawan tanding hanya beberapa saat menjelang pertandingan akan dimulai. Pengalaman dan pengembangan kemajuan telah banyak menunjukkan, bahwa petarung berperingkat kurata IV atau V menaklukan petarung tingkat Zat. Untuk itu, keterujian petarung tergantung kematangan menerima materi latihan dari pelatih dan pengalaman seringnya mengikuti kejuaraan lokal dengan mitra tanding sebelum berlaga pada kejuaraan “Tarung Bebas AA-BOXER Cup”.<br />
Sukses pelaksaan kejuaran yang pertama, tentu dengan ada beberapa cacatan Litbang Perguruan Boxer, maka tahun 1991 digelar kejuaraan Tarung Bebas AA-BOXER Cup II dan tahun 1994 kejuaraan Tarung bebas AA-BOXER Cap III atau disebut juga kejuaraan Tarung Bebas Bandung Raya Cup. Tahun 1995 digelar Kejurnas IV Tarung Bebas Boxer. Pada tahun 1996 kejuaraan Piala AA-BOXER V (kejurnas V). Harapan yang strategis Perguruan AA-BOXER untuk masuk menjadi anggota KONI Pusat hampir terbuka lebar yakni dengan terpenuhinya persyaratan 5 (lima) kali mengadakan kejuaran yang bersekala Nasional, maka olahraga Beladiri Tarung Derajat kualifikasi cabang akan diakui oleh KONI Pusat sebagai cabang olahraga prestasi resmi dipertandingkan pada Pekan Olahraga Nasional (PON). Namun untuk pengakuan secara resmi perlu menata secara teknis lagi bentuk dan khas yang diterapkan anatara kejuaraan AA-BOXER Cup I samapai Kejurnas V hampir sama, yaitu memakai sistem perkenaan langsung (full body contact) tanpa pelindung yang menyangkut dengan keselamatan petarung, baik wajah, badan, selangkangan, gigi, kepalan tangan dan kesan brutal yang berlebihan sudah menjadi catatan Litbang KONI Pusat.<br />
<br />
D. Tarung Derajat Resmi Jadi Anggota Koni Pusat<br />
<br />
Tekad yang kuat untuk menjalankan organisasi mulai terwadahi dari terbentuknya Kepengurusan Pusat Tarung Derajat Priode 1991-1994 dibawah kepemimpinan Ketua Umum Brigjend. TNI. HMA. Sampoerna. Waktu pertama kali mengadakan musyawarah Nasional keanggotan daerah pada tahun 1992 baru mencapai 10 wilayah. Seiring rentangan waktu dan perkembangan kemajuan yang dicapai oleh organisasi Boxer yang pada tahun 1994 sudah memasyarakat pada 15 propinsi di Indonesia. Daerah yang dimaksud pada waktu itu adalah: Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY Yogyakarta, Bali, NTB, Lampung, Sumsel, Jambi, Riau, Sumbar, Sumut, Kaltim, dan Kalbar (data ST, No. Istimewa/PB/VI/1994).<br />
Kelayakan perkembangan bidang organisasi yang diminta oleh KONI Pusat sudah terpenuhi yakni persyaratan hanya 10 daerah dan malah sudah melebi target yaitu mencapai 15 daerah. Namun dari segi bidang pengembangan dan penelitian teknis masih banyak yang harus dipenuhi untuk jadi cabang olahraga keanggotaan KONI Pusat, Indra Jati Sidi waktu itu selaku Litbang KONI Pusat menyebutkan “Kalau boxer sudah masuk KONI Pusat dan dipertandingkan di PON atau tempat yang lebih tinggi lagi, perlu dipertimbangkan penggunaan alat pelindung (body protector). Sementara selama ini, body protector tidak ada dalam tradisi Boxer (Tabloit GO, 1996). Kemudian masalah nama cabang olahraga “Boxer” yang kesannya nama yang diadopsi dari cabang Boxing/tinju, kick boxing ala Amerika dan Thai-Boxing ala Thailand, agaknya perlu disempurnakan.<br />
Menanggapi hal yang demikian, maka Sang Guru, sebagai pemimpin Perguruan Boxer-Seni Keperkasaan AA-Boxer, masih bertahan dengan tradisi dan ciri khas yang ada: pertarungan Boxer tetap olahraga contak langsung (full body contact) tanpa menggunakan alat pelindung. Alasan Sang Guru, “kalau pakai alat pelindung tubuh, boxer akan kehilangan ciri khasnya. Sepanjang sejarah boxer, belum ada petarung yang cacat tubuh, apalagi sampai meninggal karena adu pukul dan tendangan. Soal tetesan darah atau patah tangan itu biasa”.<br />
Dengan demikian secara teknis masih terkendala untuk memenuhi syarat-syarat yang diminta KONI Pusat. Namun Sang Guru waktu itu, masih punya alternatif, yaitu: (1) bisa saja dipertahankan versi Boxer, pertarungan bebas tanpa pembedaan kelas dan tanpa alat pelindung segala macam khusus untuk nomor tradisional; (2) khusus untuk konsumsi KONI atau PON kelak, Boxer memakai alat pelindung badan/wajah (Bola, Agustus 1996). Mengenai nama organisasi pada prinsipnya tidak berkeberatan untuk mengganti, dulunya “Boxer” menjadi Keluarga Olaharaga Beladiri Tarung Derajat yang disingkat KODRAT.<br />
Untuk meluluskan persyaratan resmi jadi anggota KONI Pusat, maka bidang pertandingan dan bidang teknik PB KODRAT bersama Sang Guru Tarung Derajat dan anggota Raparnas 9 Agustus 1996 agar mencari solusi yang terbaik, demi tercapainya cita-cita agar Tarung Derajat diakaui dan disejajarkan dengan cabang olahraga lainnya di Indonesia maupun diluar Negeri.<br />
Akhirnya Sang Guru memutuskan “mengalah untuk menang” agaknya mesti diterapkan untuk konsumsi KONI dan PON Tarung Derajat memakai pelindung (body Protector) dengan memakai Gamsil untuk gigi, batok untuk selangkangan/kemaluan, dan hand box untuk kepalan tangan. Konsekwensi dari keputusan yang diambil Sang Guru, adalah anugrah kemenangan yang penantian cukup lama, tapi pasti, yaitu tepat pada tanggal 6 Januari 1997, KONI Pusat memutuskan Penerimaan Pengurus Besar Keluarga Olahraga Tarung Derajat (PB KODRAT) sebagai anggota Biasa KONI Pusat, nomor: 06/RA/1997.<br />
<br />
E. Eksibisi Pekan Olahraga Nasional (PON) XV-2000<br />
<br />
Setelah Tarung Derajat resmi diterima KONI Pusat yang tercatat sebagai anggota ke-53, maka secara organisasi dan pembenahan semua bidang terus ditingkatkan. Untuk konsolidasi organisasi pertama diadakanlah Musyawarah Nasional Ke I Keluaraga Olaharaga Tarung Derajat, pada tanggal 12-13 April 1997. Seiring dengan kegiatan ini, juga dilaksanakan Pelatihan Pelatih dan wasit-juri Nasional yan bertujuan untuk penyetaraan teknik guna mengantisipasi kekurangan pelatih dan menambah jumlah wasit-juri di daerah seluruh Indonesia. Dari kegiatan munas tersubut, melahirkan berbagai konsep untuk pengembangan tarung Derajat termasuk merancang program uji-coba kejurnas I yang bentukknya sudah mendekatik pelaksanan Multi Evan seperti PON yang sudah bisa mengakomodir rekomondasi dan petunjuk KONI Pusat terutama menerapkan alat pelindung pada bagian yang pital untuk keselamatan petarung secara ilmu kesehatan olahraga (sport medicine).<br />
Tepat pada tanggal 5-6 Juli 1998 diadakanlah Kejurnas I Tarung Derajat di Kota Bandung Jawa Barat. Banyak memang perubahan yang diterapkan secara teknis dan non-teknis. Secara teknis misalnya, nomor/kelas yang dipertandingkan tujuh kelas, sebelumnya lima kelas. Non-teknis misalnya setiap daerah yang ikut hanya beleh satu petarung mengikuti satu kelas pertandingan, sebelumnya boleh satu daerah atletnya lebih pada satu kelas. Dengan cara demikian otomatis pendstribusian atlet setiap daerah akan merata dan peluang untuk menjadi pemenang akan semakain terbuka.<br />
Perbedaan yang diterpkan pada kejurnas pertama, akan menampakkan perkembangan pembinaan olahraga prestasi berkembang di banyak daerah. Tarung Derajat sebelum resmi jadi anggota KONI Pusat, pembinaan olahraga prestasi terlihat berkembang hanya di Kota Bandung-Jawa Barat. Jadi menerapkan distribusi, prinsip hak sama, maka pada kejurnas I prestasi Cabang Olahraga Tarung Derajat sudah hampir merata di setiap daerah. Data prestasi Kejurnas I menunjukkan dari tujuh medali emas yang diperebutkan Jawa Barat meraih (4 emas, 1 perunggu), Sumbar (2 emas, 2 perak, 1 perunggu), dan NTB (1 emas).<br />
Berdasarkan hasil evaluasi Kejurnas I yang dikemukakan oleh Ketua umum PB KODRAT priode 1997-2000, Letjen TNI (Purn) Serya Subrata dalam (PR, 1998) menyebutkan hasil musyawarah kerja Nasional dan kejurnas I tarung bebas telah menghasilkan berbagai tugas yang menuntut penangan baik dalam pembinaan organisasi maupun pembinaan prestasi. Dengan demikian, kenyataan itulah KONI Pusat juga memutuskan Tarung Derajat diikut sertakan pada PON XV-2000 Surabaya Jawa Timur untuk pertama kali sebagai cabang olahraga Eksibisi.<br />
Pertandingan PON XV-2000 Surabaya, adalah akumulasi dari semua perbaikan yang dilakukan dari semua bidang yang ada pada PB KODRAT. Nomor/kelas yang diperebutkan pada PON XV yakni 9 kelas dengan medali (9 emas, 9 perak, 18 perunggu). Tercatat juga sebagai pertandingan yang sukses penyelenggaraannya dan tidak ada terjadi suatu keributan serta kericuhan. Di samping itu terkesan juga Tarung Derajat berdisiplin tinggi, sebagai bukti, walau cabang eksebisi waktu itu, semua kegiatan yang disusun oleh PB PON XV-2000, dari awal pembukaan sampai penutupan diikuti secara tertip dan teratur. Hal itulah yang menjadikan Tarung Derajat untuk bisa berkembang dan contoh oleh masyarakat Indonesia, serta menjadi catatan akreditasi KONI Pusat untuk masuk menjadi cabang olahraga prestasi pada “multi event PON XVI-2004”.<br />
<br />
F. Resmi Mengikuti Kejuaraan Multi Event PON XVI-2004 Palembang<br />
<br />
Jadi lahirnya ilmu beladiri yang bernama “Tarung Derajat” sebenarnya bersumber, dicari dan digali dari alam nan luas dengan segala aspek kehidupannya, kemudian diangkat kepermukaan sebagai hasil suatu Pengalaman dan renungan hidup Sang Guru (Haji Achmad Dradjat, Drs.). Untuk kemudian “dicetak” melalui perjuangan masa yang panjang, usaha dengan tekat yang keras, penganalisaan yang tajam, rasional untuk diterima, realistis untuk dipahami, dinamis dalam pergerakan, praktis dilaksanakan dan evektif untuk digunakan. Diharapkan belajar beladiri “Tarung Derajat” dapat mengujudkan “manusia yang berhakekat manusia” sebagai lambang pribadi mandiri BOXER yang menjadi logo Tarung Derajat atau induk organisasi KODRAT.<br />
Makna yang tercantum dalam pribadi mandiri BOXER yang dimanipestasikan dalam setiap insan masyarakat yang mengikuti kegiatan latihan Tarung Derajat. Merupakan keharusan dan perlu disadari bahwa Tarung Derajat adalah sebagai wadah menampung minat, menyalurkan bakat dan hoby dalam rangka membentuk watak dan karakter pribadi yang mencerminkan manusia yang berhakekat manusia yang memiliki: kejujuran, kesetiaan, keberanian moral, budi pekerti, kemandirian, kepribadian, patriotisme, mental baja, rendah hati, jiwa besar, sabar, pemikiran yang positif, dan tanggung-jawab (AD/ART Kodrat: 1994). Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat dibutuhkan didalam pelaksanaan pembangunan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia yang masyarakatnya adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.<br />
Melalui masa yang panjang dan keterujian Tarung Derajat yang sudah pasti menempatkan dirinya menjadi yang terbaik untuk membangun bangsa dalam dunia olahraga, maka akhirnya Tarung Derajat tercatat dalam sejarah olahraga beladiri di Indonesia menjadi cabang resmi olahraga prestasi KONI Pusat yang pertama resmi dipertandingkan pada multi event PON XVI-2004 Palembang. Sekarang Tarung Derajat boleh bangga dengan perjuangannya, namun usaha itu belum lengkap, kalau belum semua bangsa di dunia ini mengakuinya. Untuk itu, semboyan untuk membakar semangat Tarung Derajat agar lebih maju mendunia kata pembina utama PB KODRAT (Mayor Jenderal Arie Sudewo) dalam kesempatan penutupan Pelatihan Pelatih Dasar tingkat Nasional dalam rangka PON XVI-2004 di Palembang adalah “sekali Tarung Derajat eksis diakui KONI Pusat, selamanya tetap eksis ”. Pada kesempatan itu semua peserta pelatihan dari 20 daerah se Indonesia dan disangsikan Pengurus Daerah bersama Sang Guru menjawab BOX!! … BOX!!! . Ini pertanda pernyataan sikap seluruh anggota Keluarga Besar Tarung Derajat seutuhnya. Insya’ Allah, niat yang tulus dan iklas dikabulkan-Nya. Amin.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10402937793677637678noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9186068152973775851.post-7186171972095712202011-02-14T08:23:00.001+07:002011-02-15T11:04:45.549+07:00Tapak Suci Putera MuhammadiyahPerguruan Seni Beladiri Indonesia TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH atau disingkat TAPAK SUCI, adalah sebuah aliran, perguruan, dan organisasi pencak silat yang merupakan anggota IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia). TAPAK SUCI termasuk dalam 10 Perguruan Historis IPSI, yaitu perguruan yang menunjang tumbuh dan berkembangnya IPSI sebagai organisasi. TAPAK SUCI berasas Islam, bersumber pada Al Qur'an dan As-Sunnah, berjiwa persaudaraan, berada di bawah naungan Persyarikatan Muhammadiyah sebagai organisasi otonom yang ke-11. TAPAK SUCI berdiri pada tanggal 10 Rabiul Awal 1383 H, atau bertepatan dengan tanggal 31 Juli 1963 di Kauman, Yogyakarta. Motto dari TAPAK SUCI adalah "Dengan Iman dan Akhlak saya menjadi kuat, tanpa Iman dan Akhlak saya menjadi lemah".<br />
<br />
Aliran TAPAK SUCI, adalah keilmuan pencak silat yang berlandaskan Al Islam, bersih dari syirik dan menyesatkan, dengan sikap mental dan gerak langkah yang merupakan tindak tanduk kesucian dan mengutamakan Iman dan Akhlak, serta berakar pada aliran Banjaran-Kauman, yang kemudian dikembangkan dengan metodis dan dinamis.<br />
<br />
Perguruan TAPAK SUCI, adalah perguruan yang merupakan peleburan sekaligus kelanjutan dari tiga paguron yang pernah ada sebelumnya, yaitu: Kasegu, Seranoman, dan Kauman, berlandaskan Al Islam dan berjiwa ajaran KH. Ahmad Dahlan, membina pencak silat yang berwatak serta berkepribadian Indonesia, melestarikan budaya bangsa yang luhur dan bermoral, serta mengabdikan perguruan untuk perjuangan agama, bangsa, dan negara.<br />
<br />
Organisasi TAPAK SUCI berkiprah sebagai organisasi pencak silat, berinduk kepada Ikatan Pencak Silat Indonesia, dan dalam bidang dakwah pergerakan TAPAK SUCI merupakan pencetak kader Muhammadiyah.<br />
<br />
Pimpinan Pusat TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH berkedudukan di Kauman, Yogyakarta, dan memiliki kantor perwakilan di ibukota negara.<br />
<b><br />
Maksud dan Tujuan</b><br />
<br />
1. Mendidik serta membina ketangkasan dan keterampilan pencak silat sebagai beladiri, seni, olahraga, dan budaya bangsa Indonesia.<br />
2. Memelihara dan mengembangkan kemurnian pencak silat aliran TAPAK SUCI sebagai budaya bangsa yang luhur dan bermoral, sesuai dan tidak menyimpang dari ajaran Islam serta bersih dari syirik dan menyesatkan.<br />
3. Mendidik dan membina anggota untuk menjadi kader Muhammadiyah.<br />
<br />
TAPAK SUCI menggembirakan dan mengamalkan dakwah Amar Ma'ruf Nahi Mungkar dalam usaha mempertinggi ketahanan Nasional.<br />
<br />
<b>Usaha</b><br />
<br />
1. Memperteguh Iman, menggembirakan dan memperkuat ibadah serta mempertinggi akhlak yang mulia sesuai dengan ajaran Islam.<br />
2. Menyelenggarakan pembinaan dan pendidikan untuk melahirkan pesilat tangguh yang beriman dan berakhlak.<br />
3. Mengadakan penggalian dan penelitian ilmu seni beladiri untuk meningkatkan dan mengembangkan kemajuan aliran TAPAK SUCI.<br />
4. Menyelenggarakan pertandingan dan perlombaan serta pertemuan untuk memperluas pengalaman dan persaudaraan.<br />
5. Menggembirakan penyelenggaraan dakwah Amar Ma'ruf Nahi Mungkar sesuai dengan maksud dan tujuan TAPAK SUCI.<br />
6. Berpartisipasi aktif dalam Ikatan Pencak Silat Indonesia sebagai organisasi federasi dan/atau lembaga lain yang tidak menyimpang dari maksud dan tujuan TAPAK SUCI.<br />
7. Menyelenggarakan usaha yang dapat mewujudkan tercapainya maksud dan tujuan TAPAK SUCI.<br />
<br />
<b>Sejarah</b><br />
<br />
Pra TAPAK SUCI<br />
<br />
Tahun 1872, di Banjarnegara lahir seorang putera dari KH.Syuhada, yang kemudian diberi nama Ibrahim. Ibrahim kecil memiliki karakter yang berani dan tangguh sehingga disegani oleh kawan-kawannya. Ibrahim belajar pencak dan kelak menginjak usia remaja telah menunjukkan ketangkasan pencak silat. Setelah menjadi buronan Belanda, Ibrahim berkelana hingga sampai ke Betawi, dan selanjutnya ke Tanah Suci. Sekembalinya dari Tanah Suci, menikah dengan puteri KH.Ali. Ibrahim kemudian mendirikan Pondok Pesantren Binorong di Banjarnegara. Sepulang dari ibadah haji, Ibrahim masih menjadi buronan Belanda, sehingga kemudian berganti nama menjadi KH.Busyro Syuhada. Pondok Pesantren Binorong, berkembang pesat, diantara santri-santrinya antara lain : Achyat adik misan Ibrahim, M. Yasin adik kandung dan Sudirman, yang kelak menjadi Panglima Besar.<br />
<br />
Tahun 1921 dalam konferensi Pemuda Muhammadiyah di Yogyakarta, KH. Busyro bertemu pertama kali dengan dua kakak beradik ; A.Dimyati dan M.Wahib. Diawali dengan adu kaweruh antara M.Wahib dengan Achyat (kelak berganti nama menjadi H. Burhan), selanjutnya kedua kakak beradik ini mengangkat KH. Busyro sebagai Guru.<br />
<br />
KH. Busyro Syuhada kemudian pindah dan menetap di Yogyakarta sehingga aliran Pencak Silat Banjaran, yang pada awalnya dikembangkan melalui Pondok Pesantren Binorong kemudian dikembangkan di Kauman, Yogyakarta. Atas restu Pendekar Besar KH. Busyro, A. Dimyati dan M.Wahib diizinkan untuk membuka perguruan dan menerima murid. Tahun 1925 dibukalah Perguruan Pencak Silat di Kauman, terkenal dengan mana Cikauman. Perguruan Cikauman, dipimpin langsung oleh Pendekar Besar M. Wahib dan Pendekar Besar A. Dimyati.<br />
<br />
Tersebutlah M. Syamsuddin, murid Cikauman yang dinyatakan berhasil dan lulus, diizinkan untuk menerima murid dan mendirikan Perguruan Seranoman. Perguruan Seranoman melahirkan seorang Pendekar Muda M. Zahid yang mempunyai seorang murid andalan bernama Moh. Barrie Irsyad.<br />
<br />
Pendekar Moh. Barrie Irsyad, sebagai murid angkatan ke-6 yang telah dinyatakan lulus dalam menjalani penggemblengan oleh Pendekar M. Zahid, M. Syamsuddin, M. Wahib dan A. Dimyati. Kemudian mendirikan Perguruan KASEGU. Kasegu, merupakan senjata khas yang berlafal Muhammad yang diciptakan oleh Pendekar Moh. Barrie Irsyad.<br />
<br />
Kelahiran TAPAK SUCI<br />
<br />
Atas desakan murid-murid Perguruan Kasegu kepada Pendekar Moh. Barrie Irsyad, untuk mendirikan satu perguruan yang mengabungkan perguruan yang sejalur (Cikauman, Seranoman dan Kesegu). PERGURUAN TAPAK SUCI berdiri pada tanggal 31 Juli 1963 di Kauman, Yogyakarta. Ketua Umum pertama TAPAK SUCI adalah H.Djarnawi Hadikusumo.<br />
<br />
Setelah berdiri TAPAK SUCI menerima permintaan untuk membuka cabang di daerah-daerah. Secara otomatis TAPAK SUCI menjadi wadah silaturahmi para pendekar yang berada di lingkungan Muhammadiyah. Pada tahun 1964, ketika itu Pimpinan Pusat Muhammadiyah diketuai oleh KH.Ahmad Badawi, TAPAK SUCI diterima menjadi organisasi otonom Muhammadiyah. Nama perguruan menjadi TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH, disingkat TAPAK SUCI.<br />
<br />
Keluarga I TAPAK SUCI berdiri di Jawa Timur, lalu disusul di Sumatera Selatan, dan Jakarta. Kini TAPAK SUCI telah menyebar ke Singapura, Belanda, Jerman, Austria, dan Mesir.<br />
<b><br />
Jenjang Tingkatan<br />
</b><br />
<br />
Terdapat tiga kategori tingkatan:<br />
<br />
1. Siswa dasar(Kuning Polos)<br />
2. Siswa Satu(Kuning melati cokelat satu)<br />
3. Siswa Dua (Kuning melati cokelat dua)<br />
4. Siswa Tiga(Kuning melati cokelat tiga)<br />
5. Siswa Empat(Kuning melati cokelat empat)<br />
6. Kader dasar(Biru Polos)<br />
7. Kader Muda (Biru Melati Merah Satu)<br />
8. Kader Madya(Biru Melati Merah Dua)<br />
9. Kader Kepala(Biru Melati Merah Tiga)<br />
10. Kader Utama(Biru Melati Merah Empat)<br />
11. Pendekar Muda(Hitam Melati Merah Satu)<br />
12. Pendekar Madya(Hitam Melati Merah Dua)<br />
13. Pendekar Kepala(Hitam Melatih Merah Tiga)<br />
14. Pendekar Utama(Hitam Melati Merah Empat)<br />
15. Pendekar Besar(Hitam Melati Merah Lima)<br />
<br />
<b>Jurus</b><br />
<br />
Sebelum resmi berdiri, jurus-jurus khas TAPAK SUCI pada awalnya diberi nama dengan nomor, seperti Jurus 1, 2, dst. Setelah TAPAK SUCI dideklarasikan di tahun 1963, jurus-jurus itu diberi nama dengan nama-nama flora dan fauna. Dasar penamaan ini agar senantiasa mengingat kebesaran Allah yang berkuasa menciptakan segala mahluk. Selain itu hal ini mengandung arti bahwa jurus TAPAK SUCI yang kosong akan sama halnya dengan tumbuhan dan hewan, yang hanya memiliki naluri dan hawa nafsu, tanpa memiliki akal dan budi pekerti, tanpa memiliki Iman dan Akhlak.<br />
<br />
Terdapat 8 (delapan) jurus khas di dalam TAPAK SUCI, yaitu:<br />
<br />
1. Jurus Mawar<br />
2. Jurus Katak<br />
3. Jurus Naga<br />
4. Jurus Ikan Terbang<br />
5. Jurus Lembu<br />
6. Jurus Rajawali<br />
7. Jurus Merpati<br />
8. Jurus Harimau<br />
<br />
Kedelapan Jurus ini diaplikasikan untuk Permainan Tangan Kosong maupun Bersenjata, baik untuk kegunaan olahraga, seni, maupun beladiri. Setiap Jurus ini memiliki Sikap Awal, yaitu sikap awal pesilat yang mendahului setiap permainan jurus.<br />
<br />
<b>Senjata</b><br />
<br />
Senjata Khas TAPAK SUCI adalah Senjata Segu (Serba Guna), yang diciptakan oleh Pendekar M.Barie Irsjad, belafaz "Muhammad". Sebagai perguruan yang melestarikan seni budaya bangsa yang luhur, TAPAK SUCI merupakan perguruan pencak silat yang juga melestarikan seni beladiri bersenjata. Teknik permainan senjata ini dilestarikan dan dikembangangkan masing-masing oleh para anggota TAPAK SUCI di pusat maupun di daerah. Senjata khas beladiri itu diantaranya Pisau, Golok, Toya, Rante, Tekken, Clurit, Pedang, Trisula, Double-stick, Kerambit, Pecut, dan Keris. Selain itu, TAPAK SUCI secara serius mengembangkan permainan senjata yang merupakan tradisi TAPAK SUCI, yaitu Senjata Alif, Segu, Golok Mawar, Tombak Naga, dan Kipas. Senjata tradisi ini dipelajari sebagai dasar dari senjata jenis lainnya. Sebagai contoh, permainan Golok Mawar dapat diaplikasikan untuk permainan senjata keris beladiri.<br />
<br />
<b>Karya Tulis</b><br />
<br />
Dalam setiap evaluasi akhir anggota berupa Ujian Kenaikan Tingkat, TAPAK SUCI menerapkan aturan tentang Karya Tulis. Ini berlaku mulai dari tingkat Kader sampai dengan Pendekar. Karya Tulis menjadi syarat yang wajib dipenuhi oleh anggota yang akan menempuh evaluasi akhir tiap tingkat. Tradisi karya tulis ini sendiri sudah dimulai sejak TAPAK SUCI berdiri di tahun 1963, dan tetap dipertahankan sampai sekarang. Dengan Karya Tulis ini TAPAK SUCI mendorong para kadernya untuk menggali dan menampilkan seni beladiri sebagai sebuah ilmu pengetahuan, yang rasional, dan ilmiah. Selain bentuk karya tulis, para anggota juga dituntut memiliki Karya Nyata. Dari ilmu pengetahuan dihasilkanlah keterampilan. Dari keterampilan itu diwujudkanlah seni. Dengan seni itulah, diharapkan orang menjadi terampil dalam beramal.<br />
<b><br />
Seni Beladiri</b><br />
<br />
Digariskan oleh para pendahulu TAPAK SUCI bahwa corak khas TAPAK SUCI adalah sama kuat antara beladiri dan seni. TAPAK SUCI menampilkan bobot beladiri dalam sebuah bentuk seni pencak silat. Selain itu sebagai pelestari budaya bangsa, TAPAK SUCI mendorong anggotanya untuk melestarikan seni dan budaya nasional yang berjiwa luhur, jauh dari syirik dan menyesatkan yang akan menodai ajaran luhur itu sendiri.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10402937793677637678noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9186068152973775851.post-21376115862165857962011-02-14T08:13:00.001+07:002011-02-15T11:04:45.558+07:00AikidoAikido (Bahasa Jepang: 合気道, aikidō) adalah salah satu seni beladiri asal Jepang yang diciptakan oleh Morihei Ueshiba ( 植芝 盛平 Ueshiba Morihei), yang banyak bagiannya berasal dari ilmu beladiri Daito Ryu Aiki-Jujutsu.[1] Daito Ryu Aiki-Jujutsu diciptakan pada era modernisasi Jepang yang berlangsung sekitar tahun 1800-an.<br />
<br />
Pengajaran Aikido saat ini telah dapat ditemukan di seluruh belahan dunia dan dalam beberapa aliran, dengan penafsiran dan penekanan yang berbeda-beda atas ajaran Ueshiba. Namun, kesemuanya tetap mewarisi berbagi teknik yang sama, dan sebagian besar tetap mempertahankan keperdulian terhadap aspek keselamatan bagi pihak yang menyerang.<br />
<br />
<b>Sejarah</b><br />
<br />
Aikido diciptakan oleh Morihei Ueshiba ( 植芝 盛平 Ueshiba Morihei, 14 Desember 1883-26 April 1969, disebut juga sebagai ousensei 大先生、翁先生 " guru besar"),yang diformulasikannya sejak akhir 1920-an sampai dengan 1930-an. Ueshiba menyusun dan mengembangkan Aikido dari berbagai koryu (seni beladiri/seni pedang lama) menjadi suatu seni beladiri yang unik. Dojo pertama Aikido didirikan di Tokyo dan saat ini masih ada dan bernama Aikikai Hombu Dojo.<br />
<br />
Ueshiba menginginkan Aikido tidak hanya sebagai perpaduan seni beladiri, tetapi juga ekspresi falsafah pribadinya yang bersifat damai dan universal. Seumur hidupnya, Ueshiba dan murid-muridnya telah menyebarkan Aikido dengan cara mendidik dan menciptakan praktisi beladiri ini di seluruh dunia. Ueshiba meninggal pada tanggal 26 April 1969 karena penyakit kanker, namun Aikido tetap berkembang pesat setelah kematiannya.<br />
<br />
<b>Etimologi dan filsafat</b><br />
<br />
Aikido menekankan harmonisasi dan keselarasan antara energi ki (気, prana) individu dengan ki alam semesta. Kata "aikido" berasal dari tiga huruf kanji:<br />
<br />
* 合 - ai - bergabung, menyatukan, menyelaraskan<br />
* 気 - ki - roh, energi kehidupan<br />
* 道 - dō - jalan, cara<br />
<br />
Seni beladiri ini juga menekankan pada prinsip kelembutan dan bagaimana untuk mengasihi serta membimbing lawan. Prinsip ini diterapkan pada gerakan-gerakannya yang tidak menangkis serangan lawan atau melawan kekuatan dengan kekuatan tetapi "mengarahkan" serangan lawan untuk kemudian menaklukkan lawan tanpa ada niat untuk mencederai lawan.<br />
<br />
<b>Tehnik</b><br />
<br />
Berbeda dengan beladiri pada umumnya yang lebih mengutamakan pada latihan kekuatan fisik dan stamina, Aikido lebih mendasarkan latihannya pada penguasaan diri dan kesempurnaan teknik. Teknik-teknik yang digunakan dalam Aikido kebanyakan berupa teknik elakan, kuncian, lemparan, bantingan. Sementara teknik-teknik pukulan maupun tendangan dalam praktiknya jarang digunakan. Falsafah yang mendasari Aikido, yaitu kasih dan konsep mengenai ki, membuat Aikido menjadi suatu seni beladiri yang unik. Secara umum Aikido dapat golongkan sebagai beladiri kuncian dan pergumulan (Inggris: grappling).<br />
<br />
Dalam Aikido ini juga tidak mengenal sistem kompetisi atau pertandingan, seperti beladiri-beladiri lainnya. Namun sistem kompetisinya lebih bersifat embukai (peragaan teknik).<br />
<br />
Aikido juga mendapatkan pengaruh dari seni beladiri tradisional Jepang Kenjutsu[6] dan Jujutsu. Pengaruh Kenjutsu tampak dalam pengaturan gerakan gerakan atau langkah langkah kaki. Sedangkan pengaruh Jujutsu tampak dalam penggunaan teknik kuncian dan lemparan.<br />
<br />
Hingga saat ini Aikido juga banyak memiliki banyak cabang-cabang "teknik" (Inggris: style) yang juga memperkaya teknik-teknik yang tidak meninggalkan teknik dasarnya. Aliran Nisyo misalnya lebih menekankan style teknik-tekniknya kepada pedang (bokken) dan tongkat (jo). Sedangkan aliran Iwama lebih menekankan teknik-tekniknya kepada kecepatan dalam mengatasi serangan lawan (nage).<br />
<br />
<b>Sistem tingkatan</b><br />
<br />
Sistem tingkatan yang harus dilalui oleh seorang praktisi Aikido hampir sama dengan yang digunakan oleh seni beladiri asal Jepang lainnya, yaitu sistem Kyu (mudansha, tidak memiliki dan) untuk tingkat dasar dan Shodan (yūdansha, memiliki dan = ahli) untuk tingkat mahir.<br />
<br />
Praktisi yang berada di tingkat kyu 6 sampai kyu 4 menggunakan tanda berupa sabuk yang berwarna putih, sementara praktisi yang mencapai tingkatan kyu 3 sampai 1 menggunakan sabuk berwarna cokelat. Adapula dojo yang menerapkan sabuk kyu 6 sampai 1 tetap berwarna putih. Shodan adalah tingkatan yang selanjutnya; praktisi yang mencapai tingkatan ini ditandai dengan sabuk yang berwarna hitam serta aksesoris tambahan berupa celana panjang bernama hakama. Celana seperti ini biasa dipakai oleh para samurai pada zaman dahulu.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10402937793677637678noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9186068152973775851.post-73840993371977830632011-02-14T08:09:00.001+07:002011-02-15T11:04:45.567+07:00WushuWushu (武術 atau 武术; bahasa Tionghoa: wǔshù) secara harafiah berarti "seni bertempur/bela diri". Ini merupakan istilah yang lebih benar dibanding dengan istilah yang lebih terkenal tapi salah penggunaannya kung fu, yang berarti "ahli" dalam bidang tertentu, tidak hanya terbatas dalam bela diri. Semua kategori Seni bela diri China yang tradisional, keras dan lembut dapat disebut Wushu. Wushu keras termasuk tinju selatan Nanquan dan tinju panjang Changquan. Wushu lembut termasuk tinju Taiji, Telapak Bagua, dan tinju Hsing Yi. Adapun seni beladiri Wushu yang telah dikembangkan oleh etnis China yang menetap di wilayah Asia Tenggara (terutama Indonesia) seringkali disebut dengan istilah Kuntao.<br />
<br />
<b>5 Elemen Wushu</b><br />
1. Air: melambangkan kehidupan dan kelembutan, karena air memberi makan tumbuhan dan bentuk air sendiri yang selalu sesuai dengan wadahnya.<br />
2. Kayu: melambangkan tulang dan otot, sebagai energi dari kehidupan yang jika terkena api akan mengakibatkan terbentuknya panas sebagai tenaga (otot).<br />
3. Api: melambangkan kekuatan dan ketangkasan, memberi nutrisi dari hasil pembakaran yang membuat pembaharuan dalam kemajuan.<br />
4. Bumi: melambangkan pertahanan, memberikan tempat bagi berbagai unsur untuk berkembang.<br />
5. # Logam: melambangkan penggunaan senjata, mengkombinasikan berbagai unsur yang bermanfaat untuk menguasai berbagai senjata yang sangat penting bagi wushu.<br />
Hubungan berbagai unsur dalam wushu adalah air mendinginkan api, api menempah logam, logam memotong kayu, kayu tumbuh dari bumi, bumi mengontrol air. Jadi, semua unsur ini saling berhubungan satu sama lain.<br />
<br />
<b>Wushu di Indonesia<br />
</b><br />
Wushu di Indonesia mulai diresmikam atau mulai menjadi organisasi olah raga yang terdaftar di KONI adalah pada tanggal 10 November 1992, dan untuk pertama kali berpartisipasi di SEA GAMES Singapura tahun 1993. Bapak IGK Manila adalah seorang tokoh berdirinya wushu IndonesiaAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/10402937793677637678noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9186068152973775851.post-50204225947236492482011-02-10T10:24:00.000+07:002011-02-10T10:24:34.138+07:00SilatPencak silat atau silat (berkelahi dengan menggunakan teknik pertahanan diri) ialah seni bela diri Asia yang berakar dari budaya Melayu. Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura tapi bisa pula ditemukan dalam berbagai variasi di berbagai negara sesuai dengan penyebaran suku Melayu, seperti di Filipina Selatan dan Thailand Selatan. Berkat peranan para pelatih asal Indonesia, saat ini Vietnam juga telah memiliki pesilat-pesilat yang tangguh.<br />
<br />
Induk organisasi pencak silat di Indonesia adalah IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia). Persilat (Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa), adalah nama organisasi yang dibentuk oleh Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam untuk mewadahi federasi-federasi pencak silat di berbagai negara.<br />
<br />
Sejarah<br />
<br />
Tradisi silat diturunkan secara lisan dan menyebar dari mulut ke mulut, diajarkan dari guru ke murid. Karena hal itulah catatan tertulis mengenai asal mula silat sulit ditemukan. Di Minangkabau, silat atau silek diciptakan oleh Datuk Suri Diraja dari Pariangan, Tanah Datar, di kaki Gunung Marapi pada abad XI.[1] Kemudian silek dibawa dan dikembangkan oleh para perantau Minang ke seluruh Asia Tenggara.<br />
<br />
Kebanyakan sejarah silat dikisahkan melalui legenda yang beragam dari satu daerah ke daerah lain. Seperti asal mula silat aliran Cimande yang mengisahkan tentang seorang perempuan yang menyaksikan pertarungan antara harimau dan monyet dan ia mencontoh gerakan tarung hewan tersebut. Asal mula ilmu bela diri di Indonesia kemungkinan berkembang dari keterampilan suku-suku asli Indonesia dalam berburu dan berperang dengan menggunakan parang, perisai, dan tombak. Seperti yang kini ditemui dalam tradisi suku Nias yang hingga abad ke-20 relatif tidak tersentuh pengaruh luar.<br />
<br />
Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat dipastikan. Meskipun demikian, silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas,[2] yaitu para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di pulau-pulau Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lainnya juga mengembangkan sebentuk silat tradisional mereka sendiri. Dalam Bahasa Minangkabau, silat itu sama dengan silek. Sheikh Shamsuddin (2005)[3] berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu beladiri dari Cina dan India dalam silat. Bahkan sesungguhnya tidak hanya itu. Hal ini dapat dimaklumi karena memang kebudayaan Melayu (termasuk Pencak Silat) adalah kebudayaan yang terbuka yang mana sejak awal kebudayaan Melayu telah beradaptasi dengan berbagai kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, Cina, Arab, Turki, dan lainnya. Kebudayaan-kebudayaan itu kemudian berasimilasi dan beradaptasi dengan kebudayaan penduduk asli. Maka kiranya historis pencak silat itu lahir bersamaan dengan munculnya kebudayaan Melayu. Sehingga, setiap daerah umumnya memiliki tokoh persilatan yang dibanggakan. Sebagai contoh, bangsa Melayu terutama di Semenanjung Malaka meyakini legenda bahwa Hang Tuah dari abad ke-14 adalah pendekar silat yang terhebat.[4] Hal seperti itu juga yang terjadi di Jawa, yang membanggakan Gajah Mada.<br />
<br />
Perkembangan dan penyebaran silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum Ulama, seiring dengan penyebaran agama Islam pada abad ke-14 di Nusantara. Catatan historis ini dinilai otentik dalam sejarah perkembangan pencak silat yang pengaruhnya masih dapat kita lihat hingga saat ini. Kala itu pencak silat telah diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau-surau. Silat lalu berkembang dari sekedar ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah. Disamping itu juga pencak silat menjadi bagian dari latihan spiritual. [3]<br />
<br />
Silat berkembang di Indonesia dan Malaysia (termasuk Brunei dan Singapura) dan memiliki akar sejarah yang sama sebagai cara perlawanan terhadap penjajah asing. [4] . Setelah zaman kemerdekaan, silat berkembang menjadi ilmu bela diri formal. Organisasi silat nasional dibentuk seperti Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) di Indonesia, Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA) di Malaysia, Persekutuan Silat Singapore (PERSIS) di Singapura, dan Persekutuan Silat Brunei Darussalam (PERSIB) di Brunei. Telah tumbuh pula puluhan perguruan-perguruan silat di Amerika Serikat dan Eropa. Silat kini telah secara resmi masuk sebagai cabang olah raga dalam pertandingan internasional, khususnya dipertandingkan dalam SEA Games.<br />
<br />
Istilah dalam Pencak Silat<br />
<br />
Sikap dan Gerak<br />
<br />
Pencak silat ialah sistem yang terdiri atas sikap (posisi) dan gerak-gerik (pergerakan). Ketika seorang pesilat bergerak ketika bertarung, sikap dan gerakannya berubah mengikuti perubahan posisi lawan secara berkelanjutan. Segera setelah menemukan kelemahan pertahanan lawan, maka pesilat akan mencoba mengalahkan lawan dengan suatu serangan yang cepat.<br />
Langkah<br />
<br />
Ciri khas dari Silat adalah penggunaan langkah. Langkah ini penting di dalam permainan silat yang baik dan benar. Ada beberapa pola langkah yang dikenali, contohnya langkah tiga dan langkah empat.<br />
Teknik atau Buah<br />
<br />
Pencak Silat memiliki macam yang banyak dari teknik bertahan dan menyerang. Secara tradisional istilah teknik ini dapat disamakan dengan buah. Pesilat biasa menggunakan tangan, siku, lengan, kaki, lutut dan telapak kaki dalam serangan. Teknik umum termasuk tendangan, pukulan, sandungan, sapuan, mengunci, melempar, menahan, mematahkan tulang sendi, dan lain-lain.<br />
Jurus<br />
<br />
Pesilat berlatih dengan jurus-jurus. Jurus ialah rangkaian gerakan dasar untuk tubuh bagian atas dan bawah, yang digunakan sebagai panduan untuk menguasai penggunaan tehnik-tehnik lanjutan pencak silat (buah), saat dilakukan untuk berlatih secara tunggal atau berpasangan. Penggunaan langkah, atau gerakan kecil tubuh, mengajarkan penggunaan pengaturan kaki. Saat digabungkan, itulah Dasar Pasan, atau aliran seluruh tubuh.<br />
<br />
Aspek dan bentuk<br />
Kesenian Randai dari Sumatra Barat memakai silek (silat) sebagai unsur tariannya.<br />
<br />
Terdapat 4 aspek utama dalam pencak silat, yaitu:<br />
<br />
1. Aspek Mental Spiritual: Pencak silat membangun dan mengembangkan kepribadian dan karakter mulia seseorang. Para pendekar dan maha guru pencak silat zaman dahulu seringkali harus melewati tahapan semadi, tapa, atau aspek kebatinan lain untuk mencapai tingkat tertinggi keilmuannya.<br />
2. Aspek Seni Budaya: Budaya dan permainan "seni" pencak silat ialah salah satu aspek yang sangat penting. Istilah Pencak pada umumnya menggambarkan bentuk seni tarian pencak silat, dengan musik dan busana tradisional.<br />
3. Aspek Bela Diri: Kepercayaan dan ketekunan diri ialah sangat penting dalam menguasai ilmu bela diri dalam pencak silat. Istilah silat, cenderung menekankan pada aspek kemampuan teknis bela diri pencak silat.<br />
4. Aspek Olah Raga: Ini berarti bahwa aspek fisik dalam pencak silat ialah penting. Pesilat mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh. Kompetisi ialah bagian aspek ini. Aspek olah raga meliputi pertandingan dan demonstrasi bentuk-bentuk jurus, baik untuk tunggal, ganda atau regu.<br />
<br />
Bentuk pencak silat dan padepokannya (tempat berlatihnya) berbeda satu sama lain, sesuai dengan aspek-aspek yang ditekankan. Banyak aliran yang menemukan asalnya dari pengamatan atas perkelahian binatang liar. Silat-silat harimau dan monyet ialah contoh dari aliran-aliran tersebut. Adapula yang berpendapat bahwa aspek bela diri dan olah raga, baik fisik maupun pernapasan, adalah awal dari pengembangan silat. Aspek olah raga dan aspek bela diri inilah yang telah membuat pencak silat menjadi terkenal di Eropa.<br />
<br />
Bagaimanapun, banyak yang berpendapat bahwa pokok-pokok dari pencak silat terhilangkan, atau dipermudah, saat pencak silat bergabung pada dunia olah raga. Oleh karena itu, sebagian praktisi silat tetap memfokuskan pada bentuk tradisional atau spiritual dari pencak silat, dan tidak mengikuti keanggotaan dan peraturan yang ditempuh oleh Persilat, sebagai organisasi pengatur pencak silat sedunia.<br />
<br />
Tingkat kemahiran<br />
<br />
Secara ringkas, murid silat atau pesilat dibagi menjadi beberapa tahap atau tingkat kemahiran, yaitu:<br />
<br />
1. Pemula, diajari semua yang tahap dasar seperti kuda-kuda,teknik tendangan, pukulan, tangkisan, elakan,tangkapan, bantingan, olah tubuh, maupun rangkaian jurus dasar perguruan dan jurus standar IPSI<br />
2. Menengah, ditahap ini, pesilat lebih difokuskan pada aplikasi semua gerakan dasar, pemahaman, variasi, dan disini akan mulai terlihat minat dan bakat pesilat, dan akan disalurkan kepada masing-masing cabang, misalnya Olahraga & Seni Budaya.<br />
3. Pelatih, hasil dari kemampuan yang matang berdasarkan pengalaman di tahap pemula, dan menengah akan membuat pesilat melangkah ke tahap selanjutnya, dimana mereka akan diberikan teknik - teknik beladiri perguruan, dimana teknik ini hanya diberikan kepada orang yang memang dipercaya, dan mampu secara teknik maupun moral, karena biasanya teknik beladiri merupakan teknik tempur yang sangat efektif dalam melumpuhkan lawan / sangat mematikan .<br />
4. Pendekar, merupakan pesilat yang telah diakui oleh para sesepuh perguruan, mereka akan mewarisi ilmu-ilmu rahasia tingkat tinggi.<br />
<br />
<br />
Pencak Silat di dunia<br />
Pesilat Vietnam memperagakan permainan golok.<br />
<br />
Pencak Silat telah berkembang pesat selama abad ke-20 dan telah menjadi olah raga kompetisi di bawah penguasaan dan peraturan Persilat (Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa, atau The International Pencak Silat Federation). Pencak silat sedang dipromosikan oleh Persilat di beberapa negara di seluruh 5 benua, dengan tujuan membuat pencak silat menjadi olahraga Olimpiade. Persilat mempromosikan Pencak Silat sebagai kompetisi olah raga internasional. Hanya anggota yang diakui Persilat yang diizinkan berpartisipasi pada kompetisi internasional.<br />
<br />
Kini, beberapa federasi pencak silat nasional Eropa bersama dengan Persilat telah mendirikan Federasi Pencak Silat Eropa. Pada 1986 Kejuaraan Dunia Pencak Silat pertama di luar Asia, mengambil tempat di Wina, Austria.<br />
<br />
Pada tahun 2002 Pencak Silat diperkenalkan sebagai bagian program pertunjukan di Asian Games di Busan, Korea Selatan untuk pertama kalinya. Kejuaraan Dunia terakhir ialah pada 2002 mengambil tempat di Penang, Malaysia pada Desember 2002.<br />
<br />
Selain dari upaya Persilat yang membuat pencak silat sebagai pertandingan olahraga, masih ada banyak aliran-aliran tua tradisional yang mengembangkan pencak silat dengan nama Silek dan Silat di berbagai belahan dunia. Diperkirakan ada ratusan aliran (gaya) dan ribuan perguruan.<br />
<br />
Padepokan Pencak Silat Indonesia<br />
Pintu Gerbang Padepokan Pencak Silat<br />
<br />
Padepokan adalah istilah Jawa yang berarti sebuah kompleks perumahan dengan areal cukup luas yang disediakan untuk belajar dan mengajar pengetahuan dan keterampilan tertentu. Padepokan yang disediakan untuk belajar dan mengajar Pencak Silat dinamakan Padepokan Pencak Silat. Di Minangkabau, Sumatera Barat, tempat belajar silat dinamakan sasaran silek yang biasanya hampir dimiliki oleh setiap nagari pada masa dahulunya.<br />
<br />
Padepokan Pencak Silat Indonesia (PnPSI) adalah padepokan berskala nasional dan internasional yang berlokasi di di tas lahan yang luasnya sekitar 5,2 hektar di kompleks Taman Mini Indonesia Indah. Luas total bangunannya sekitar 8.700 m2 dan luas total selasar-selasarnya sekitar 5.000 m2. Padepokan ini secara resmi dibuka oleh Presiden Soeharto pada tanggal 20 April 1997.<br />
<br />
Padepokan Pencak Silat Indonesia (PnPSI) mempunyai sekurang-kurangnya 5 fungsi, yakni :<br />
<br />
1. Sebagai pusat informasi, pendidikan, penyajian dan promosi berbagai hal yang menyangkut Pencak Silat.<br />
2. Sebagai pusat berbagai kegiatan yang berhubu-ngan dengan upaya pelestarian, pengembangan, penyebaran dan pening-katan citra Pencak Silat dan nilai-nilainya.<br />
3. Sebagai sarana untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan masyarakat Pencak Silat Indonesia.<br />
4. Sebagai sarana untuk mempererat persahabatan diantara masyarakat Pencak Silat di berbagai negara.<br />
5. Sebagai sarana untuk memasyarakatkan 2 kode etik manusia Pencak Silat, yakni : Prasetya Pesilat Indonesia dan Ikrar Pesilat.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10402937793677637678noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9186068152973775851.post-36546847784051667382011-02-10T10:11:00.000+07:002011-02-10T10:11:42.439+07:00JudoJudo (bahasa Jepang: 柔道 ) adalah seni bela diri, olahraga, dan filosofi yang berakar dari Jepang. Judo dikembangkan dari seni bela diri kuno Jepang yang disebut Jujutsu. Jujutsu yang merupakan seni bertahan dan menyerang menggunakan tangan kosong maupun senjata pendek, dikembangkan menjadi Judo oleh Kano Jigoro (嘉納治五郎) pada 1882. Olahraga ini menjadi model dari seni bela diri Jepang, gendai budo, dikembangkan dari sekolah (koryu) tua. Pemain judo disebut judoka atau pejudo. Judo sekarang merupakan sebuah cabang bela diri yang populer, bahkan telah menjadi cabang olahraga resmi Olimpiade.<br />
<b><br />
Sejarah</b><br />
<br />
Sebelum Judo<br />
<br />
Pegulat sumo zaman dahulu kala menjatuhkan lawannya tanpa senjata. Hal ini menginspirasikan teknik-teknik bela diri jujutsu. Sumo pada awalnya hanya dinikmati kaum aristokrat sebagai ritual atau upacara keagamaan pada zaman Heian (abad ke-8 hingga abad ke-12).<br />
<br />
Pada perkembangannya, Jepang memasuki masa-masa perang di mana kaum aristokrat digeser kedudukannya oleh kaum militer. Demikian pula olahraga yang sebelumnya hanya dijadikan hiburan, oleh kaum militer dijadikan untuk latihan para tentara. Pada masa inilah teknik jujutsu dikembangkan di medan pertempuran. Para prajurit bertempur tanpa senjata atau dengan senjata pendek. Teknik menjatuhkan lawan atau melumpuhkan lawan inilah yang dikenal dengan nama jujutsu.<br />
<br />
Pada zaman Edo (abad ke-17 hingga abad ke-19) di mana keadaan Jepang relatif aman, jujutsu dikembangkan menjadi seni bela diri untuk melatih tubuh bagi masyarakat kelas ksatria. Gaya-gaya jujutsu yang berbeda-beda mulai muncul, antara lain Takenouchi, Susumihozan, Araki, Sekiguchi, Kito, dan Tenjinshin'yo.<br />
<br />
Awal mula Judo<br />
<br />
Jigoro Kano menambahkan gayanya sendiri pada banyak cabang jujutsu yang ia pelajari pada masa itu (termasuk Tenjinshiyo dan Kito). Pada tahun 1882 ia mendirikan sebuah dojo di Tokyo yang ia sebut Kodokan Judo. Dojo pertama ini didirikan di kuil Eisho ji, dengan jumlah murid sembilan orang.<br />
<br />
Tujuan utama jujutsu adalah penguasaan teknik menyerang dan bertahan. Kano mengadaptasi tujuan ini, tapi lebih mengutamakan sistem pengajaran dan pembelajaran. Ia mengembangkan tiga target spesifik untuk judo: latihan fisik, pengembangan mental / roh, dan kompetisi di pertandingan-pertandingan.<br />
<br />
Perbedaan Judo dan Jujutsu<br />
<br />
Terjemahan harafiah dari kata 'judo' adalah 'cara yang halus'. 'Cara' atau 'jalan' yang dimaksud disini memiliki arti konotasi secara etika dan filosofis. Kano mengungkapkan konsep filosofinya dengan dua frase, "Seiryoku Zen'yo" (penggunaan energi secara efisien) dan "Jita Kyoei" (keuntungan bagi diri sendiri dan orang lain). Meskipun disebut halus, namun sebenarnya judo merupakan kombinasi dari teknik-teknik keras dan lembut, maka dari itu judo dapat pula diartikan sebagai 'cara yang lentur'.<br />
<br />
Jujutsu, pada sisi yang lain, memiliki terjemahan harafiah 'kemampuan yang halus'. Latihan jujutsu dipusatkan pada cara-cara ([[kata (bela diri)|Kata]]) tertentu dan formal, sedangkan judo menekankan pada latihan bebas teknik tertentu dalam perkelahian bebas (randori). Hal ini membuat pelatihan judo berjalan lebih dinamis.<br />
<br />
Para kontestan jujutsu menggunakan seragam yang relatif berat (hakama). Para praktisi awal judo menggunakan semacam celana pendek, namun tidak lama kemudian mereka lebih memilih menggunakan busana Barat yang dinilai lebih memiliki keunggulan fungsi dan mengijinkan pergerakan yang lebih bebas. Seragam modern judo (judogi) dikembangkan pada tahun 1907.<br />
<br />
Teknik-teknik jujutsu, selain teknik dasar seperti melempar dan menahan, menggunakan pukulan, tendangan, bahkan menggunakan senjata pendek. Pada sisi lain, judo menghindari tendangan dan pukulan-pukulan yang berbahaya, dan lebih dipusatkan pada teknik membanting yang terorganisir dan teknik bertahan.<br />
<br />
Penggunaan akhiran -do dan -jutsu<br />
<br />
Banyak cabang beladiri Jepang yang mempunyai awalan yang sama namun memiliki dua akhiran '-do' dan '-jutsu'. Bujutsu dan budo serta Kenjutsu dan kendo adalah beberapa contohnya. Perbedaan dasar dari kedua akhiran ini adalah '-do' berarti 'jalan' dan '-jutsu' yang artinya 'jurus' atau 'ilmu'. Selain itu dalam bela diri berakhiran '-do' biasanya lebih banyak peraturan yang tidak memungkinkan seseorang untuk terluka akibat serangan yang fatal, namun tidak demikian halnya dengan bela diri yang berakhiran dengan kata '-jutsu', misalnya di dalam kendo, hanya bagian tangan, perut, kaki, dan bagian bawah dagu yang boleh diserang, sedangkan kenjutsu membolehkan serangan ke semua bagian tubuh.<br />
<br />
Secara umum, budo ('bu-' artinya prajurit) adalah pengembangan dari bujutsu yang telah disesuaikan dengan zaman sekarang (untuk olahraga, bukan berkelahi). Beberapa contoh bujutsu yang dikembangkan menjadi budo:<br />
<br />
* Jujutsu -> Judo<br />
* Kenjutsu -> Kendo<br />
* Aiki-Jujutsu -> Aikido<br />
* Kempo jutsu -> Kempo Do<br />
* Karate jutsu -> Karate Do<br />
* Battoujutsu/Iaijutsu -> Battoudo/Iaido<br />
<br />
Judo sebagai cabang olahraga<br />
<br />
Judoka perempuan<br />
<br />
Kaum perempuan pertama kali diterima sebagai judoka pada tahun 1893, walaupun pada saat itu kaum olahragawati dianggap sebelah mata di dalam struktur masyarakat Jepang. Meskipun demikian, kemajuan yang dramatis ini hanya berlangsung sebentar, karena pada hakekatnya mereka masih dijauhkan dari pertandingan-pertandingan resmi, dengan alasan keselamatan fisik.<br />
<br />
Setelah Perang Dunia II, judo bagi laki-laki dan perempuan diperkenalkan keluar Jepang. Persatuan Judo Eropa dibentuk pada tahun 1948, diikuti dengan pembentukan Federasi Internasional Judo pada tahun 1951. Judo menjadi salah satu cabang olahraga resmi Olimpiade pada Olimpiade Tokyo 1964 di Tokyo, Jepang. Judoka perempuan pertama kali berlaga di Olimpiade pada Olimpiade Barcelona 1982 di Barcelona, Spanyol.<br />
<br />
Tingkatan Judo dan warna ikat pinggang<br />
<br />
Dimulai dari kelas pemula (shoshinsha) seorang judoka mulai menggunakan ikat pinggang dan disebut berada di tingkatan kyu kelima. Dari sana, seorang judoka naik tingkat menjadi kyu keempat, ketiga, kedua, dan akhirnya kyu pertama. Setelah itu sistem penomoran dibalik menjadi dan pertama (shodan), kedua, dan seterusnya hingga dan kesepuluh, yang merupakan tingkatan tertinggi di judo. Meskipun demikian, sang pendiri, Kano Jigoro, mengatakan bahwa tingkatan judo tidak dibatasi hingga dan kesepuluh, dan hingga saat ini karena hanya ada 15 orang yang pernah sampai ke tingkat dan kesepuluh, maka tidak ada yang pernah melampaui tingkat tersebut.<br />
<br />
Warna ikat pinggang menunjukkan tingkatan kyu ataupun dan. Pemula, kyu kelima dan keempat menggunakan warna putih; kyu ketiga, kedua, dan pertama menggunakan warna cokelat; warna hitam dipakai oleh judoka yang sudah mencapai tahapan dan, mulai dari shodan, atau dan pertama, hingga dan kelima. Judoka dengan tingkatan dan keenam hingga dan kesembilan menggunakan ikat pinggang kotak-kotak bewarna merah dan putih, walaupun kadang-kadang juga menggunakan warna hitam. Tingkatan teratas, dan kesepuluh, menggunakan ikat-pinggang merah-putih atau merah. Judoka perempuan yang telah mencapai tahap dan keatas memiliki garis putih yang memanjang di bagian tengah ikat pinggang hitam mereka.<br />
<br />
Lantai Judo<br />
<br />
Pertandingan judo diselenggarakan di atas karpet atau matras (tatami) berbentuk segi empat (belah ketupat) dengan sisi 14,55 meter atau sepanjang 8 tatami yang dijajarkan. Selain dialasi matras, kebanyakan dojo judo sekarang menggunakan pegas di bawah lantai palsu, untuk menahan benturan akibat bantingan.<br />
<br />
Di awal pertandingan, kedua judoka berdiri di tengah-tengah tepat di belakang garis sejajar dengan diawasi oleh juri. Sebelum dimulai, kedua judoka tersebut menunduk memberi hormat satu sama lain dari belakang garis. Di sudut atas dan bawah belah ketupat duduk dua orang hakim, dan di belakang masing-masing judoka, di luar arena yang dibatasi matras, duduk judoka-judoka dari regu yang sama, dan duduk pula seorang pencatat waktu dan seorang pencatat nilai.<br />
<br />
Pertandingan diselenggarakan di dalam arena di dalam matras yang dibatasi oleh (dan termasuk didalamnya) garis merah (jonai). Luas arena tersebut adalah 9,1 meter persegi dan terdiri dari 50 tatami. Waza atau teknik judo yang dipakai di arena diluar garis merah (jogai) tersebut dianggap tidak sah dan tidak dihitung.<br />
<br />
Seragam Judo<br />
<br />
Seragam (gi) longgar yang dikenakan seorang judoka (judogi) harus sesuai ukurannya.<br />
<br />
Jaket<br />
<br />
Bagian bawah jaket menutupi pantat ketika ikat pinggang dikenakan. Antara ujung lengan dengan pergelangan tangan selisih 5-8 cm. Lengan baju panjangnya sedikit lebihnya dari dua pertiga panjang lengan. Karena jaket ini dirancang untuk menahan benturan tubuh akibat dibanting ke lantai, maka bahannya umumnya lebih tebal dari seragam karate (karategi) atau bela diri yang lain<br />
<br />
Ikat pinggang<br />
<br />
Ikat pinggang harus cukup panjang sehingga menyisakan 20-30 cm menjuntai pada masing-masing sisi.<br />
<br />
Celana<br />
<br />
Celana yang dipakai sedikit longgar. Antara ujung celana dengan pergelangan kaki selisih 5-8 cm. Celana panjangnya sedikit lebihnya dari dua pertiga panjang kaki.<br />
<br />
Mengenakan seragam<br />
<br />
Celana dikenakan dan tali celana dikencangkan. Jaket kemudian dikenakan dengan sisi kiri di atas sisi kanan. Kenakan ikat pinggang dengan cara meletakkan tengah-tengah sabuk di depan perut, kemudian kedua ujung sabuk diputar melingkar di belakang pinggang kembali ke depan; pegang kedua ujung sabuk, lalu talikan dengan kedua ujung berakhir secara horisontal. Talikan dengan kencang sehingga tidak lepas pada saat pertandingan.<br />
<br />
Peraturan pertandingan<br />
<br />
Pertandingan judo diadakan antara perorangan dan juga beregu. Beberapa kompetisi membagi pertandingan menjadi 8 kategori, berdasarkan berat tubuh. Kompetisi lain membagi pertandingan berdasarkan tingkatan dan, umur, dan lain-lain. Ada juga yang tidak mengenal pembagian apapun.<br />
<br />
Satu pertandingan judo berlangsung selama 3-20 menit. Pemenang ditentukan dengan jalan judoka pertama yang meraih satu angka, baik dengan bantingan maupun kuncian. Jika setelah waktu yang ditentukan tidak ada pemain yang memperoleh satu angka, pemain dengan nilai lebih tinggi menang atau pertandingan berakhir seri.<br />
<br />
Judo, sebagaimana olahraga lain dari Jepang, diselenggarakan dengan penuh tata krama. Kedua judoka membungkuk memberi hormat satu sama lain pada awal dan akhir pertandingan.<br />
<br />
Awal pertandingan<br />
<br />
Judoka menghadap satu sama lain, meluruskan telapak kaki mereka di belakang garis masing-masing di tengah-tengah arena dan berdiri tegak lurus. Lalu mereka saling membungkuk pada saat yang sama. Kemudian mereka maju satu langkah, diawali dengan kaki kiri, dan berdiri dengan posisi kuda-kuda alami (shizen hon tai). Sang juri atau wasit lalu berkata "Mulai" (Hajime) dan pertandingan pun dimulai.<br />
<br />
Akhir pertandingan<br />
<br />
Kedua judoka kembali dalam posisi kuda-kuda alami dan menghadap satu sama lain satu langkah di depan garis mereka masing-masing. Juri kemudian mengumumkan hasil pertandingan, dan kedua kontestan mundur selangkah ke belakang garis dimulai dengan kaki kanan. Mereka lalu membungkuk lagi dan keluar dari arena.<br />
<br />
Sistem penilaian<br />
<br />
Satu angka (ippon) dapat diperoleh dengan jalan:<br />
<br />
* Bantingan (nage waza): Jika judoka dapat mengungguli teknik lawan dengan membantingnya dengan tenaga dan kecepatan dengan punggung membentur lantai terlebih dahulu.<br />
* Kuncian (katame waza): Jika judoka berhasil mengunci lawan sehingga ia mengucapkan kata "Aku menyerah!" (maitta), atau menepuk lantai dua kali dengan tangan atau kaki, pingsan, atau jika kuncian tersebut berlangsung paling sedikit 30 detik (osae waza) dan diumumkan bahwa pertandingan berakhir (osae komi)<br />
<br />
Setengah angka (waza ari) dapat diperoleh dengan cara:<br />
<br />
* Bantingan: Jika teknik judoka cukup bagus namun tidak sampai layak untuk menerima angka penuh.<br />
* Kuncian: Jika judoka berhasil mengunci lawannya selama paling tidak 25 detik.<br />
<br />
Dua waza ari berarti satu angka, namun setengah angka saja tidak cukup untuk menentukan seorang pemenang, maka oleh para perancang pertandingan dibuatlah sistem angka tambahan.<br />
<br />
Tambahan (yuko dan koka) yang tidak peduli berapapun tidak akan mengungguli satu 'Setengah-angka', namun dapat menjadi penentu jika masing masing judoka memperoleh nilai yang sama (1W1Y0K - 1 Waza dan 1 Yuko menang melawan 1W0Y9K - 1 Waza dan 9 Koka). Angka tambahan ini diperoleh jika teknik yang diperagakan tidak cukup bagus untuk memperoleh nilai setengah (yuko) atau tidak cukup bagus untuk memperoleh yuko (koka). Tidak jarang suatu pertandingan ditentukan dengan banyaknya yuko dan koka yang diperoleh (karena satu angka otomatis menang dan dua setengah-angka juga otomatis menang)<br />
<br />
Jika jumlah nilai yang diperoleh kedua judoka sama, maka kadang-kadang suatu pertandingan menggunakan sistem pemungutan suara antara kedua hakim sudut dan juri (dengan total tiga suara).<br />
<br />
Teknik terlarang<br />
<br />
Teknik-teknik atau waza yang berbahaya tidak diijinkan penggunaannya. Total teknik terlarang berjumlah 31 (32 untuk perempuan). Judoka akan dikenai empat tingkatan sanksi, tergantung seberapa berat pelanggaran yang dilakukan. Untuk tiap-tiap jenis pelanggaran, pertandingan dihentikan sejenak dan kedua judoka kembali ke garis masing-masing.<br />
<br />
Pelanggaran ringan (shido) adalah peringatan untuk pelanggar peraturan yang tidak seberapa berbahaya. Judoka diberi peringatan awasete chui jika melakukannya untuk kedua kalinya. Pelanggaran ini memiliki nilai berkebalikan dengan satu koka. Beberapa tindakan yang akan mendapat peringatan:<br />
<br />
* Seorang judoka kehilangan semangat bertarung dan tidak menyerang selama lebih dari 30 detik<br />
* Melepas ikat pinggang lawan atau ikat pinggang sendiri tanpa ijin dari juri<br />
* Melilit tangan lawan dengan ujung ikat pinggang (atau ujung baju)<br />
* Memelintir atau berpegang pada ujung lengan baju maupun celana lawan<br />
* Memasukkan bagian seragam lawan manapun ke dalam mulut (menggigit seragam lawan)<br />
* Menyentuh wajah lawan dengan bagian tangan atau kaki manapun<br />
* Menarik rambut lawan<br />
* Mengunci telapak tangan lawan dengan telapak tangan sendiri selama lebih dari 6 detik dalam posisi berdiri<br />
<br />
Pelanggaran kecil (chui) adalah peringatan untuk pelanggaran yang lebih berat dari pelanggaran ringan. Pelanggaran ini memiliki efek negatif sebesar yuko Beberapa contohnya sebagai berikut:<br />
<br />
* Memasukkan bagian kaki manapun ke seragam lawan, baik ikat pinggang maupun jaket, selama kuncian dilakukan lawan<br />
* Mencoba mematahkan jari lawan untuk melepaskan genggaman lawan<br />
* Menendang tangan lawan dengan kaki atau lutut untuk lepas dari cengkeraman lawan<br />
<br />
Pelanggaran berat (keikoku) adalah pelanggaran yang dapat dikenai sanksi dan teguran keras. Judoka yang melakukan pelanggaran ini akan dikurangi nilainya sebesar setengah angka. Dua pelanggaran kecil memungkinkan dikenainya sanksi yang sama. Contoh pelanggaran-pelanggaran berat:<br />
<br />
* Mengunci lengan lawan (kansetsu waza) di manapun selain di sikut<br />
* Menarik lawan yang tergeletak menengadah ke atas di lantai dan kemudian membantingnya kembali<br />
* Seorang judoka melakukan tindakan berbahaya apapun yang bertentangan dengan jiwa judo.<br />
<br />
Pelanggaran serius (hansoku make) adalah pelanggaran yang dapat membuat seorang judoka didiskualifikasi karena melakukan pelanggaran yang sangat berat sehingga membahayakan baik lawannya maupun orang lain. Empat kali peringatan (shido) juga dapat dikenai sanksi ini.<br />
<br />
Posisi tubuh dalam judo<br />
<br />
Posisi tubuh yang benar merupakan bagian yang penting di dalam judo.<br />
<br />
Posisi duduk<br />
<br />
Duduk bersila (seiza) Dari posisi berdiri, kaki kiri ditarik ke belakang, lalu lutut kiri diletakkan ke lantai di tempat di mana jari kaki kiri tadinya berada. Lakukan hal yang sama dengan kaki kanan, dan kedua kaki pada saat ini harus bersangga pada jari kaki dan lutut. Kemudian luruskan jari kaki sejajar dengan lantai dan pantat diletakkan di atas pangkal kaki. Letakkan kedua tangan di atas paha masing-masing sisi. Untuk berdiri, lakukan prosedur yang sama dengan cara terbalik.<br />
<br />
Memberi hormat (zarei) Dengan bersila, bungkukkan badan ke depan sampai kedua telapak tangan menyentuh lantai dengan jari tangan menghadap ke depan. Diam dalam posisi ini selama beberapa saat, kemudian kembali ke posisi bersila.<br />
<br />
Posisi berdiri<br />
<br />
Memberi hormat (ritsurei) Berdiri dengan kedua pangkal kaki didekatkan, bungkukkan badan ke depan sekitar 30 derajat dengan telapak tangan di depan paha. Diam dalam posisi ini selama beberapa saat, kemudian kembali ke posisi berdiri.<br />
<br />
Posisi alami (shizen tai) Kaki dibuka sekitar 30 cm dalam posisi natural dengan berat badan yang dibagi sama rata di kedua kaki. Istirahatkan otot bahu dan tangan. Ini adalah postur dasar dan alami judo.<br />
<br />
Posisi bertahan (jigo tai) Dari posisi alami, kaki dibuka lebih lebar, lutut ditekuk agar pusat gravitasi tubuh lebih turun.<br />
<br />
Melangkah (suri ashi) Cara berjalan di dalam judo dengan cara telapak kaki menyusuri lantai untuk menjaga kestabilan. Pastikan langkahnya sama rata dan pusat gravitasi tetap di posisi yang sama agar dapat bergerak lincah ke segala arah.<br />
<br />
* Kanan-kiri (ayumi ashi): Seperti berjalan biasa, telapak kaki melewati satu sama lain ketika berjalan<br />
* Kanan-kanan (tsugi ashi): Setelah kaki pertama maju, kaki kedua yang maju tidak melebihi posisi kaki pertama<br />
<br />
<br />
Posisi jatuh dan berguling<br />
<br />
Menguasai posisi ini memungkinkan untuk melindungi diri sendiri ketika dijatuhkan atau dibanting lawan dan mengurangi ketakutan ketika dilempar oleh lawan.<br />
<br />
Jatuh ke belakang (ushiro ukemi) Kaki disatukan dan tangan juga disatukan, jatuhkan punggung ke matras dengan tangan lurus di samping tubuh dan telapak tangan menyentuh lantai untuk menahan jatuh. Lindungi bagian belakang kepala dengan menyentuhkan dagu ke tubuh.<br />
<br />
Jatuh ke samping (yoko ukemi) Dari posisi berdiri, jatuhkan diri ke belakang, angkat kedua kaki satu persatu, kemudian angkat kedua tangan di depan tubuh. Berguling ke kanan (atau kiri) matras dengan kepala tetap dilindungi agar tidak menyentuh lantai. Kemudian tahan tubuh dengan tangan dan telapak tangan kanan (atau kiri).<br />
<br />
Jatuh ke depan (mae ukemi) Jatuhkan diri ke depan dengan kedua telapak tangan di depan muka, sikut ditekuk. Jatuh tertelungkup dengan ditahan oleh kedua tangan, badan diluruskan, otot perut dikencangkan, dan tahan tubuh dengan ditahan oleh kedua tangan dan jari kaki (lutut diangkat).<br />
<br />
Berguling ke depan (mae mawari ukemi) Berguna pada saat dilemparkan oleh lawan. Dari posisi berdiri, kaki kanan dimajukan telapak tangan kiri disentuhkan ke lantai. Bahu kanan kemudian dilemparkan ke depan dengan telapak tangan menghadap ke belakang, ini dilakukan bersamaan dengan kedua kaki menjejak lantai dan berguling ke depan. Kedua kaki dan tangan hendaknya menyentuh lantai secara bersamaan.<br />
<br />
Teknik Judo<br />
<br />
Teknik bantingan judo (nage waza) dapat dibagi menjadi teknik berdiri (tachi waza) dan teknik menjatuhkan diri (sutemi waza). Teknik berdiri dibagi lagi menjadi teknik tangan (te waza), teknik pangkal paha (koshi waza), dan teknik kaki (ashi waza). Teknik menjatuhkan diri dibagi lagi menjadi teknik menjatuhkan diri ke belakang (ma sutemi waza) dan teknik menjatuhkan diri ke samping (yoko sutemi waza)<br />
<br />
Teknik kuncian judo (katame waza) dapat dibagi menjadi teknik menahan (osae waza atau osaekomi waza), teknik jepit (shime waza), dan teknik sambungan (kansetsu waza)<br />
<br />
Teknik menyerang (atemi waza) dengan tendangan atau pukulan bahkan dengan senjata pisau atau pedang kadang digunakan untuk latihan bagi judoka tingkatan tinggi, walaupun dalam pertandingan resmi hal tersebut dilarang (demikian pula pada saat latihan bebas (randori)<br />
<br />
Teknik bantingan (teknik berdiri)<br />
<br />
* Sapuan lutut - hiza guruma<br />
* Jegal dari belakang - o soto gari<br />
* Jegal dari depan - 'ko uchi gari<br />
* Sapuan samping - deashi barai<br />
* Bantingan paha - uchi mata<br />
* Bantingan pangkal paha memutar - o goshi<br />
* Bantingan pangkal paha angkat - surikomi goshi<br />
* Bantingan pangkal paha sapuan - harai goshi<br />
* Lemparan bahu - seoi nage<br />
* Menjatuhkan tubuh - tai otoshi<br />
* Lemparan guling belakang - tomoe nage<br />
<br />
Teknik kuncian (teknik berbaring)<br />
<br />
Teknik kuncian (katame waza) disebut juga teknik berbaring (ne waza) karena teknik ini dilakukan ketika seorang judoka atau lawannya berbaring menghadap ke atas atau ke bawah.<br />
<br />
* Kuncian pinggang - kesa gatame<br />
* Kuncian bahu - kata gatame<br />
* Kuncian empat sisi - yoko shiho gatame<br />
* Kuncian empat sisi atas - kami shiho gatame<br />
* Kuncian belakang - kataha jime<br />
* Kuncian kalung - okuri eri jime<br />
* Kuncian tangan - ude garami<br />
* Kuncian tangan silang - ude hishigi juji gatame<br />
<br />
Pertolongan pertama judo<br />
<br />
Seringkali di dalam pertandingan judo, seorang judoka mengalami asphyxia, di mana judoka mengalami kesulitan bernafas karena kekurangan oksigen. Untuk itu, judo telah mengembangkan suatu pertolongan pertama untuk mengembalikan kesadaran mereka yang terkena asphyxia atau aspiksia. Hal ini dapat terjadi jika kuncian yang dilakukan terlalu kuat sehingga lawan berhenti bernafas sesaat. Orang tersebut segera memerlukan pertolongan darurat di tempat.<br />
<br />
Judo di Indonesia<br />
<br />
Judoka Indonesia bernaung di bawah PJSI (Persatuan Judo Seluruh Indonesia) yang bernaung di bawah KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia). Tokoh-tokoh Judo Indonesia antara lain Ferry Sonneville, pebulutangkis yang aktif membidani lahirnya PJSI; Perry G. Pantouw, juara SEA Games 1983; Kresna Bayu, Maya Fransisca, Ira Purnamasari, Aprilia Marzuki, Peter Taslim, atlet judoka Indonesia.<br />
<br />
Pada tahun 1970-an dan 1980-an dikenal nama-nama atlet seperti Bambang Prakasa, Ceto Cosadek, Raymond Rochili dsb. Dibawah kepemimpinan Ir. Soehoed saat itu, Judo merintis didirikannya training center untuk pelatnas di Ciloto, Puncak, Jawa Barat. Saat itu di Jakarta sangat berkembang berbagai perguruan Judo, seperti misalnya Judo Waza di Jakarta Selatan (dipimpin oleh alm. Robert Judono/ Robert Jung), Perguruan Judo Tiang Bendera di Jakarta Utara, dan sebagainya.<br />
<br />
Saat ini perkembangan Judo di daerah juga mulai pesat. Semisal perdepokan Judo Mataram Bantul (Wiramataram) dibawah bimbingan Guru Om Tjong (Budy Tanudjaya) dan dipimpin oleh Dain Santoso meraih 8 emas di kejuaraan Judo daerah DIY.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10402937793677637678noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9186068152973775851.post-19610141691917739182011-02-10T09:52:00.000+07:002011-02-10T09:52:06.257+07:00CapoeiraCapoeira merupakan sebuah olah raga bela diri yang dikembangkan oleh para budak Afrika di Brasil pada sekitar tahun 1500-an. Gerakan dalam capoeira menyerupai tarian dan bertitik berat pada tendangan. Pertarungan dalam capoeira biasanya diiringi oleh musik dan disebut Jogo. Capoeira sering dikritik karena banyak orang meragukan keampuhannya dalam pertarungan sungguhan, dibanding seni bela diri lainnya seperti Karate atau Taekwondo.<br />
<br />
Capoeira adalah sebuah sistem bela diri tradisional yang didirikan di Brazil oleh budak-budak Afrika yang dibawa oleh orang-orang Portugis ke Brazil untuk bekerja di perkebunan-perkebunan besar. Pada zaman dahulu mereka melalukan latihan dengan diiringi oleh alat-alat musik tradisional, seperti berimbau (sebuah lengkungan kayu dengan tali senar yang dipukul dengan sebuah kayu kecil untuk menggetarkannya) dan atabaque (gendang besar), dan ini juga lebih mudah bagi mereka untuk menyembunyikan latihan mereka dalam berbagai macam aktivitas seperti kesenangan dalam pesta yang dilakukan oleh para budak di tempat tinggal mereka yang bernama senzala. Ketika seorang budak melarikan diri ia akan dikejar oleh “pemburu” profesional bersenjata yang bernama capitães-do-mato (kapten hutan). Biasanya capoeira adalah satu-satunya bela diri yang dipakai oleh budak tersebut untuk mempertahankan diri. Pertarungan mereka biasanya terjadi di tempat lapang dalam hutan yang dalam bahasa tupi-guarani (salah satu bahasa pribumi di Brazil) disebut caá-puêra – beberapa ahli sejarah berpendapat bahwa inilah asal dari nama seni bela diri tersebut. Mereka yang sempat melarikan diri berkumpul di desa-desa yang dipagari yang bernama quilombo, di tempat yang susah dicapai. Quilombo yang paling penting adalah Palmares yang mana penduduknya pernah sampai berjumlah sepuluh ribu dan bertahan hingga kurang lebih selama enam puluh tahun melawan kekuasaan yang mau menginvasi mereka. Ketua mereka yang paling terkenal bernama Zumbi. Ketika hukum untuk menghilangkan perbudakan muncul dan Brazil mulai mengimport pekerja buruh kulit putih dari negara-negara seperti Portugal, Spanyol dan Italia untuk bekerja di pertanian, banyak orang negro terpaksa berpindah tempat tinggal ke kota-kota, dan karena banyak dari mereka yang tidak mempunyai pekerjaan mulai menjadi penjahat. Capoeira, yang sudah menjadi urban dan mulai dipelajari oleh orang-orang kulit putih, di kota-kota seperti Rio de Janeiro, Salvador da Bahia dan Recife, mulai dilihat oleh publik sebagai permainan para penjahat dan orang-orang jalanan, maka muncul hukum untuk melarang Capoeira. Sepertinya pada waktu itulah mereka mulai menggunakan pisau cukur dalam pertarungannya, ini merupakan pengaruh dari pemain capoeira yang berasal dari Portugal dan menyanyikan fado (musik tradisional Portugis yang mirip dengan keroncong). Pada waktu itu juga beberapa sektor yang rasis dari kaum elit Brazil berteriak melawan pengaruh Afrika dalam kebudayaan negara, dan ingin “memutihkan” negara mereka. Setelah kurang lebih setengah abad berada dalam klandestin, dan orang-orang mepelajarinya di jalan-jalan tersembunyi dan di halaman-halaman belakang rumah, Manuel dos Reis Machado, Sang Guru (Mestre) Bimba, mengadakan sebuah pertunjukan untuk Getúlio Vargas, presiden Brazil pada waktu itu, dan ini merupakan permulaan yang baru untuk capoeira. Mulai didirikan akademi-akademi, agar publik dapat mempelajari permainan capoeira. Nama-nama yang paling penting pada masa itu adalah Vicente Ferreira Pastinha (Sang Guru Pastinha), yang mengajarkan aliran “Angola”, yang sangat tradisional, dan Mestre Bimba, yang mendirikan aliran dengan beberapa inovasi yang ia namakan “Regional”.<br />
<br />
Sejak masa itu hingga masa sekarang capoeira melewati sebuah perjalanan yang panjang. Saat ini capoeira dipelajari hampir di seluruh dunia, dari Portugal sampai ke Norwegia, dari Amerika Serikat sampai ke Australia, dari Indonesia sampai ke Jepang. Di Indonesia capoeira sudah mulai dikenal banyak orang, disamping kelompok yang ada di Yogyakarta, juga terdapat beberapa kelompok di Jakarta. Banyak pemain yang yang berminat mempelajari capoeira karena lingkungannya yang santai dan gembira, tidak sama dengan disiplin keras yang biasanya terdapat dalam sistem bela diri dari Timur. Seperti yang pernah dikatakan oleh seorang penulis besar dari Brazil Jorge Amado, ini “pertarungan yang paling indah di seluruh dunia, karena ini juga sebuah tarian”. Dalam capoeira teknik gerakan dasar dimulai dari “ginga” dan bukan dari posisi berhenti yang merupakan karateristik dari karate, taekwondo, pencak silat, wushu kung fu, dll...; ginga adalah gerakan-gerakan tubuh yang berkelanjutan dan bertujuan untuk mencari waktu yang tepat untuk menyerang atau mempertahankan diri, yang sering kali adalah menghindarkan diri dari serangan. Dalam roda para pemain capoeira mengetes diri mereka, lewat permainan pertandingan, di tengah lingkaran yang dibuat oleh para pemain musik dengan alat-alat musik Afrika dan menyanyikan bermacam-macam lagu, dan pemain lainnya bertepuk tangan dan menyanyikan bagian refrein. Lirik lagu-lagu itu tentang sejarah kesenian tersebut, guru besar pada waktu dulu dan sekarang, tentang hidup dalam masa perbudakan, dan perlawanan mencapai kemerdekaan. Gaya bermain musik mempunyai perbedaan ritme untuk bermacam-macam permainan capoeira, ada yang perlahan dan ada juga yang cepat.<br />
<br />
Capoeira tidak saja menjadi sebuah kebudayaan, tetapi juga sebuah olahraga nasional Brazil, dan para guru dari negara tersebut membuat capoeira menjadi terus menerus lebih internasional, mengajar di kelompok-kelompok mahasiswa, bermacam-macam fitness center, organisasi-organisasi kecil, dll. Siswa-siswa mereka belajar menyanyikan lagu-lagu Capoeira dengan bahasa Portugis – “Capoeira é prá homi, / mininu e mulhé...” (Capoeira untuk laki-laki, / anak-anak dan perempuan).<br />
<br />
Di Indonesia, sama seperti di negara-negara yang lain, kemungkinan Capoeira akan semakin berkembang.<br />
<br />
Beberapa gerakan dalam Capoeira:<br />
1. Ginga<br />
2. Handstand<br />
3. Backflip<br />
4. Headspin<br />
5. Handstand WhirlingAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/10402937793677637678noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9186068152973775851.post-44665402399121205252011-02-10T09:38:00.000+07:002011-02-10T09:38:19.505+07:00KungfuKungfu adalah ilmu bela diri dari Tiongkok. Akan tetapi, arti kata Kungfu yang sebenarnya memiliki makna luas, yakni sesuatu yang didapat dalam waktu yang lama dan dengan ketekunan yang sungguh-sungguh. Sehingga seorang ahli memasak yang hebat pun dapat dikatakan memiliki Kungfu yang tinggi.<br />
<br />
Selain kata Kungfu, istilah Wushu dan Kundao/Kuntao juga sering dipakai untuk menyebut ilmu bela diri dari Tiongkok. Sedangkan ilmu Kungfu yang sudah menyebar ke Asia Tenggara (terutama Indonesia) di masa lalu disebut Kuntao, menurut Donn Draeger dalam buku beliau yang berjudul Weapons and Fighting Arts of Indonesia. Namun di masa kini, istilah Kuntao tersebut sudah sangat jarang dipergunakan.<br />
Perkembangan<br />
<br />
Pada awal mulanya, istilah Ilmu atau kemampuan Bela Diri dalam masyarakat Tiongkok adalah Ilmu Silat bukan "Kungfu". Istilah Kungfu tidaklah sepopuler hingga saat ini. Kungfu sendiri lebih menunjuk kepada suatu Keahlian dan keuletan yang khusus dan teruji unggul, misalnya ahli memasak, ahli bercocok tanam dan lain-lain. Istilah Kungfu menjadi populer setelah seorang legenda ilmu bela diri, yakni Bruce Lee memopulerkan istilah Kungfu di belahan dunia barat. Tersentak dengan kemampuan, kecepatan dan kekuatan Sang Legenda, istilah Kungfu menjadi sangat populer dan identik dengan Ilmu Bela Diri Tiongkok (China) hingga kini.<br />
<br />
Ilmu bela diri Kungfu pada mulanya berkembang dari kebutuhan dan kemampuan manusia untuk bertahan hidup, baik untuk membela diri dari berbagai jenis serangan binatang buas, berburu untuk makan, maupun kemampuan untuk berperang. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan tentang obat-obatan dan tubuh manusia di Tiongkok kuno - serta perang saudara yang berkepanjangan, Seni Bela Diri Kungfu pun berkembang pesat dan menyebar luas, sehingga membawa banyak kontribusi dan mempengaruhi cikal bakal berbagai jenis macam ilmu bela diri di Asia, seperti Karate, Kempo, Pencak Silat dan lain-lain.<br />
<br />
Kungfu mempunyai sejarah dan tradisi ilmu bela diri yang sangat panjang, ketat, teruji dan efektif sejak 5000 tahun yang lalu bersamaan dengan munculnya aliran kepercayaan Dao (Taoisme) yang kelak akan berkembang menjadi agama khusus. Pada tahun 2500-an, mulai bermunculan berbagai aliran Kungfu yang melegenda hingga kini, dimulai dari Kuil Shaolin (Siaw Liem Sie), Wudang (Butong), Omei (Emei-Gobi), Kun Lun, Hua San, Thian San, Khongtong dan lain-lain. Secara umum, terdapat 100 lebih aliran Kungfu dan ribuan jurus serta berbagai jenis ilmu yang unik dan aneh, mulai dari yang paling keras dan ganas (external arts) hingga ilmu yang paling lembut dan ringan seperti kapas (internal arts). Berbagai aliran dan ilmu-ilmu yang masih eksis hingga kini adalah Hung Gar, Lohan, Ngo Cho, Pek Ho, Eng Jiaw, Qin Na, Wing Chun, Tai Chi Quan, Hsing I, Ba Gua, Yi Quan, Fan Zi Quan, Chang Quan dan lain-lain. lain.<br />
<br />
Para Pendekar Kungfu masa lalu yang terkenal memberikan kontribusinya dalam Dunia Kungfu Tiongkok antara lain :<br />
<br />
1) Bodhidharma (Da Mo/Tat Mo atau Daruma dalam bahasa Jepang). Beliau adalah Pendeta spiritual Zen Budha dari India yang bertapa 9 tahun di Kuil Shaolin dan Pencipta berbagai jenis ilmu legendaris seperti : Ilmu Perubahan Urat & Otot (Yi Jin Jing/I Chin Ching), 9 Matahari (Kiu Yang Cin Keng), Otot Kawat Tulang Besi (Tiet Sin Kun), Baju Besi Emas (Genta Emas), 5 Jurus Hewan, Jari Zen, dll. Namun sayangnya, beberapa diantara ilmu tersebut sudah lenyap. Konon pada saat menyebrang lautan hingga ke Tiongkok, Beliau hanya berdiri diatas sebatang dahan kecil dan gua tempat pertapaan Bodhidharma meninggalkan bayangan lekuk tubuhnya pada saat bermeditasi di tembok gua hingga kini. Selama bermeditasi 9 tahun di gua tersebut, Bodhidharma mampu mendengar pembicaraan berbagai jenis mahluk hidup seperti semut misalnya.<br />
<br />
2) Thio Sam Hong (Thio Kun Po/Zhang Jun Bao/Zhang San Feng). Di masa mudanya, Thio Sam Hong adalah murid yang sangat berbakat di Kuil Shaolin. Karena diberlakukan semena-mena oleh para senior, Beliau keluar dari Kuil Shaolin dan belajar mengembangkan Kungfu sendiri dengan memperhatikan berbagai fenomena alam seperti terpaan angin keras terhadap pohon bambu, pertarungan bangau dan ular, kokohnya pertahanan belalang sembah dari terpaan angin dan lain-lain. Setelah mengerti & memahami Intisari Alam Semesta, Thio Sam Hong muda menyepi di gunung Hua San untuk menyempurnakan ilmu-ilmunya. Pada saat Beliau turun gunung, Beliau menjelajahi seluruh Tiongkok dan mengadu ilmunya dengan para Ahli Bela Diri dan/atau Pendekar semua aliran. Berdasarkan literatur kuno, tercatat 2 pertarungan yang sangat terkenal, yakni pertama adalah pertarungan antara Thio Sam Hong dengan Pegulat Nomor 1 (Satu) Mongol yang sangat besar, kuat dan agresif. Belakangan diketahui pula bahwa Pegulat tersebut juga sangat ahli dalam berbagai aliran Kungfu Tiongkok. Pegulat Mongol tersebut konon mengalahkan banyak petarung Kuil Shaolin dan sejumlah Pendekar aliran keras lainnya. Pertarungan antara Thio Sam Hong dengan Pegulat Mongol tersebut dimenangkan oleh Thio Sam Hong dengan ilmu barunya, Tai Chi! Pertarungan kedua adalah seorang diri Thio Sam Hong mengalahkan lebih dari 100 orang gangster di sarang penyamun hanya dengan tangan kosong! Semenjak itu, Thio Sam Hong diakui oleh seluruh kalangan persilatan menjadi Pendekar Tanpa Tanding pada saat itu. Setelah merasa cukup dalam perantauanya, Beliau naik ke gunung Wudang (Butong) dan mendirikan Perguruan Wudang dengan basis utama pengajaran : Taoisme. Thio Sam Hong sendiri diyakini merupakan Pencipta Ilmu Tai Chi pertama dan sangat Ahli dalam Ilmu Tao Yin (Nei Kung). Konon Thio Sam Hong hidup di 3 (tiga) jaman (Immortal Taoist)dinasti, yakni Dinasti Sung, Dinasti Yuan (Monggol, dan Dinasti Ming (Han).<br />
<br />
3) Yue Fei (Jenderal Yue Fei, Tangyin-Provinsi Henan, 1103-1142). Beliau adalah Jenderal Patriot yang terkenal dari Kekaisaran Dinasti Sung (960-1279) yang bertempur melawan invasi suku bangsa Jin (Jurchen/Juchen) dan hingga akhir hayatnya tetap setia membela negara walaupun difitnah dan dihukum mati oleh penguasa lalim. Jenderal Yue Fei dipercaya sebagai Pencipta Kungfu Internal dan eksternal, yakni : Hsing - I (Xing Yi) dan Penyempurna Eng Jiaw (Cakar Elang). Pada masa mudanya, Jenderal Yue Fei belajar dari Bhiksu Shaolin yang bernama Jow Tong/Lai Chin. Selain ahli dalam pertarungan tangan kosong, Jenderal Yue Fei juga ahli dalam 18 senjata Shaolin khususnya ilmu Tombak Tunggal. Konon ilmu tombaknya setara dengan ilmu tombak Keluarga Marga Yang (Ilmu tombak Keluarga Yang merupakan ilmu silat keluarga turun temurun yang sangat khas dan tinggi serta hanya sedikit Ahli/Pendekar yang mampu menandingi ilmu mereka pada jamannya. Berdasarkan catatan kuno, diketahui bahwa ilmu tombak tingkat tinggi Keluarga Yang mempunyai sejumlah keistimewaan unik, yakni : Ilmu Tombak Naga Melekat/Naga Berpilin dan Ilmu Tombak (Toya) Naga Perkasa yang mampu melumpuhkan/membunuh lawan tanpa menyentuh fisik. Catatan : Keluarga Yang juga merupakan Patriot Sejati terakhir yang tetap setia hingga akhir kejatuhan Kekaisaran Dinasti Sung oleh Monggol). Kungfu Hsing I sendiri sempat lenyap dari dunia persilatan pasca meninggalnya Jenderal Yue Fei hingga sampai ditemukan kembali Kitab Kungfu Hsing I yakni Kitab 10 Prinsip Hsing-I peninggalan Jenderal Yue Fei menjelang akhir Dinasti Ming oleh Ji Long Feng (Ji Jike). Kemudian Ji Long Feng menurunkan Kungfu Hsing I ke Keluarga Ma, Cao Ji Wu dan lain-lain hingga akhirnya muncul Kuo Yun Shen dan Sun Lutang sebagai ahli-ahli Kungfu Hsing I yang luar biasa.<br />
<br />
4) Qi Jiguang (1528-1588). Beliau adalah salah satu Jenderal Patriot yang terkenal lainnya dari Dinasti Ming (1368-1644). Pada umur 22 tahun, Qi Jiguang bertempur dan mengusir tentara Monggol yang dipimpin Altan Khan yang berupaya menjajah Tiongkok kembali (1548-1552). Beliau bersama Yu Dayao dan Tan Lun terkenal sebagai Patriot yang membasmi habis perompak dan bajak laut Jepang (rata2 para perompak tersebut merupakan ex-Samurai yang kalah perang dan bekerjasama dengan perompak Tiongkok atau penguasa setempat yang lalim)yang kerap kali merampok di daratan Tiongkok khususnya wilayah Fujian dan Zhejiang. Paska pembasmian tersebut, tidak ada perompak atau bajak laut Jepang yang berani kembali lagi karena kemampuan bertempur dari tentara Jenderal Qi Jiquang yang luar biasa. Beliau mencatat dan mewariskan seluruh ilmu Kungfunya dalam Kitab "Ji Shou Ching Hua" yang saat ini menjadi salah satu pusaka yang melengkapi pustaka Kungfu Tiongkok.<br />
<br />
5) 5 Leluhur Shaolin. Pasca pembakaran Kuil Shaolin dalam pertempuran kedua antara para Pendeta Kuil Shaolin dengan 50.000 Tentara Qing bersenjata lengkap dan modern yang dibantu para Lhama Tibet dan Praktisi Pak Mei (White Eyebrow).<br />
<br />
Kelima leluhur Shaolin tersebut adalah :<br />
<br />
1) Choi Tak-Chung (蔡德忠)<br />
<br />
2) Fong Tai-Hung (方大洪)<br />
<br />
3) Ma Chiu-Hing (馬超興)<br />
<br />
4) Wu Tak-Tai (胡德帝)<br />
<br />
5)Lee Sik-Hoi (李式開)<br />
<br />
Berdasarkan literatur lama, disebutkan bahwa Kuil Shaolin hancur total dan terbakar selama 40 hari 40 malam dalam serangan tersebut. Seluruh catatan kuno ribuan tahun termasuk sejumlah ilmu Kungfu legendaris dan senjata pusaka hilang atau habis terbakar. Dari ribuan Biksu dan non Biksu Shaolin, hanya 5 orang yang lolos dari serangan tersebut dan kemudian mereka menyebar keseluruh Tiongkok sembari menyebarkan Shaolin Kungfu serta perlawanan anti Dinasti Qing. Kehancuran Kuil Shaolin diakibatkan oleh adanya pengkhianatan oknum Shaolin yang ternyata adalah antek-antek Dinasti Qing yang menyusup dan menabur racun diberbagai titik sumber air dan makanan para Bhiksu. Pada saat serangan kedua tersebut, kondisi fisik yang keracunan telah menyebabkan hilangnya kemampuan bertarung para Bhiksu dan Non Bhiksu Shaolin. Dalam pertarungan pertama, para Petarung Kuil Shaolin berhasil mengusir puluhan ribuan tentara Dinasti Qing yang bersenjata lengkap. Kegagalan dalam serangan pertama tersebut, membuat Kaisar Qing di puncak kemarahan. Sang Kaisar mengumpulkan tentara-tentara terbaik dari setiap legiun dan merekrut seluruh ahli bela diri Kungfu (termasuk para Lhama Tibet dan Praktisi Pak Mei) yang loyal kepada Dinasti Qing untuk bersama-sama menyerbu Kuil Shaolin serta menpersiapkan strategi penyusupan/perusakan dari dalam Kuil Shaolin. Dikemudian hari, 5 Leluhur Shaolin ini identik pula dengan 5 Tokoh Utama yang terkenal, yakni :<br />
<br />
a) Hung Hei-Koon 洪熙官 Hóng Xīguān/Hung Hei Gun.<br />
<br />
Beliau adalah Pencipta Kungfu Hung Gar. Hung Hei Koon adalah murid utama dari Bhiksu Gee Sin Sim See. Beliau terkenal sebagai Ahli Gung Gee Fok Fu Kuen (Siu Lum Fook Fu Kuen)dan Cakar Harimau Sejati. Jurus cakar harimaunya terkenal sangat ganas dan bertenaga. Kebanyakan korban keganasan jurus Cakar Harimau Hung Hei Koon adalah para tentara Qing dan antek-antek Manchu.<br />
<br />
b) Lau Sam-Ngan 劉三眼 Liú Sānyǎn/Lau Sam Ngan.<br />
<br />
Beliau adalah Pencipta Kungfu Lau Gar dan dikenal dengan julukan "Lau si Mata 3". Kemampuan Kungfu Lau Sam Ngan sangat tinggi sekali. Beliau dikenal mampu bertarung menghadapi keroyokan tentara Qing dan para praktisi Kungfu lainnya tanpa harus menoleh seolah2 terdapat "mata lain" dibelakang kepalanya.<br />
<br />
c) Choi Kau-Yee 蔡九儀 Cài Jiǔyí/Choy Gau Yi.<br />
<br />
Beliau adalah Pencipta Kungfu Choi Gar<br />
<br />
d) Lee Yau-San 李友山 Lǐ Yǒushān/Li Yau San.<br />
<br />
Beliau adalah Guru dari Chan Heung, Pencipta Kungfu Lei Gar (Choi Lei Fut)<br />
<br />
e) Mok Ching-Kiu 莫清矯 Mò Qīngjiǎo/Mok Ching Giu,<br />
<br />
Beliau adalah Pencipta Kungfu Mok Gar<br />
<br />
6) Wong Fei Hung (Huang Fei Hong, Fushan, 1847-1924). Beliau hidup pada jaman Dinasti Qing (1644-1912) dan tercatat sebagai Patriot Nasionalis, Ahli Kungfu, Pendiri Rumah Obat Pho Chi Lam dan sekaligus Shinshe Akunpuntur yang sangat terkenal dengan berbagai jenis ilmu Kungfu seperti : Ilmu Pasangan Harimau dan Bangau, Tendangan Tanpa Bayangan, Tinju Besi, Toan Ta, Toya 8 Diagram dan lain-lain. Murid-murid Beliau yang sangat terkenal antara lain : Lam Sai Wing, Leung Fong, Tang Fung dan Lin Wan Gai. Wong Fei Hung merupakan anak dari Wong Kei Ying, salah satu Pesilat terkenal dari "10 Harimau Kanton". Pada umur 16 tahun, Wong Fei Hung mendirikan Perguruan Silat di berbagai wilayah, yakni : Shuijiao, Diqipu, Xiquan dan Guangdong. Selain itu, Beliau juga mendirikan Rumah Obat Pho Chi Lam dan menjadi Instruktur Pelatih Mliter Termuda pada Resimen V Tentara Kanton. Pada masa hidupnya, Wong Fei Hung terkenal dengan berbagai pertarungan baik dengan para pesilat lokal maupun petarung asing demi mempertahankan "China's Pride" yang pada saat itu jatuh hingga ke titik terendah. 2 (Dua) pertarungan yang sangat terkenal adalah pada saat Wong menjatuhkan lebih dari 50 orang pesilat gangster/bajak laut di pelabuhan hanya dengan sebatang toya dan pertarungan kedua adalah pada saat Beliau bersama dengan Liu Yong Fu berperang langsung dengan tentara Jepang di Taiwan. Beliau sendiri merupakan murid langsung dari Pengemis Sakti So (Beggar So), Lam Fuk Sing, Lin Fu Cheng dan ayahnya sendiri yang notabene adalah anak dari Wong Tai, murid langsung Luk Ah Choi, Ahli Kungfu Hung Gar dan sekaligus murid langsung dari Biksu Shaolin terkenal : Gee Sin Sim See, Li Bak Fu & Hung Hei Koon.<br />
<br />
7) Hua Yan Jia (Fok Yuen Gap, Tianjin, 1868-1910). Beliau adalah Pendiri Chin Woo Athletic Association (Jing Wu Men) yang hingga kini telah tersebar lebih dari 50 cabang di USA, Kanada, Argentina, Peru, Makau, Hongkong, China, Jepang, Wales, Selandia Baru, Srilanka, Vietnam, Australia, Singapura, Thailand, Malaysia dan lain-lain. Beliau merupakan Pendekar Kungfu yang terkenal sangat nasionalis dan juga lahir dari Keluarga Pesilat aliran Huo. Pada awalnya, Hua Yan Jia tidak diperbolehkan belajar Ilmu Silat karena kondisi tubuhnya yang lemah dan sering sakit. Namun karena kemauan yang keras dan bakat yang tinggi, secara diam2 Hua Yan Jia muda selalu mengintip kakak2nya dan para murid Ayahnya (Huo Endi) pada saat latihan. Konon ilmunya semakin sempurna setelah berjumpa dengan salah satu Patriot Kungfu yang terkenal : Wang Wu, Si Golok Besar yang memoles kemampuan Hua Yan Jia muda. Kemampuan bertarung Hua Yan Jia teruji pertama kali pada saat Beliau mengalahkan Ahli Kungfu Selatan bernama "Du" yang sebelumnya justru mengalahkan Keluarga Huo pada saat pertarungan tahunan antar Keluarga Pesilat. Pada masa hidupnya, baik Beliau maupun muridnya Liu Zhensheng terkenal sebagai Pendekar Kungfu yang banyak mengalahkan berbagai praktisi aliran beladiri dari berbagai negara seperti Pegulat, Petinju, Ju Jit Su/Pejudo dan Karateka dari Rusia, Inggris dan Jepang. Pertarungan pertama Huo Yan Jia dengan Petarung Barat terjadi pada tahun 1901 dalam pertarungan terbuka di Taman Xiyuan, Tianjin. Huo Yan Jia mengalahkan Pegulat Terkuat Rusia (Pertarungan tersebut merupakan "Show of Force" Kekaisaran Rusia untuk melemahkan mental rakyat China) secara telak dengan cara mengangkat dan melemparnya keluar dari panggung pertarungan. Pertarungan kedua terjadi pada tahun 1909 dengan Juara Tinju Inggris berpostur tinggi besar, O'Brien. Huo Yan Jia kembali mengalahkan lawannya dengan jurus ciptaannya, yakni Kungfu Mi Zhong. Dalam perkembangan selanjutnya, Huo Yan Jia lebih banyak menerima tantangan dari Petarung Jepang dan tidak ada yang dapat mengalahkan Beliau pada saat itu. Sayangnya, Huo Yan Jia meninggal terlalu cepat, yakni pada umur 42 (tahun 1910) dan berdasarkan hasil otopsi Tianjin Municipality Police Laboratory, ditemukan racun arsenik dalam tubuh Huo. Para petinggi Chin Woo dan Dokter pemeriksa menduga bahwa racun tersebut terkait dengan hasil pertarungan terakhir dengan Japanesse Judo Association ("JJA") yang berakibat banyaknya anggota JJA yang menderita kekalahan telak atau luka fatal di matras pertarungan.<br />
<br />
8) Chan Tzi Ching. Beliau merupakan pewaris utama Kungfu Cakar Elang dari aliran Keluarga Marga Lau. Beliau terkenal sebagai Petarung Kungfu yang tidak terkalahkan dan semua lawannya ditaklukan hanya dalam 3 jurus dan dengan Pukulan 3 Inchi. Pada masa tersebut, hanya Huo Yan Jia sendiri yang mampu mengimbangi ilmu Kungfu Chan Tzi Ching. Tertarik dengan kemampuan bertempur yang luar biasa, Huo Yan Jia mengundang Chan Tzi Ching untuk turut mengajar di Chin Woo, Shang Hai pada tahun 1910. Setelah kematian Huo Yan Jia akibat terkena racun arsenik, Chan Tzi Ching meneruskan perjuangan Huo Yan Jia dan banyak bertarung dengan sejumlah praktisi bela diri Jepang dan Barat namun tidak ada satupun yang dapat mengalahkan Beliau hingga akhir hayatnya.<br />
<br />
9) Fan Xu Dong. Beliau merupakan ahli Kungfu Belalang Sembah dan Golok Besar (Guan Dao). Fan Xu Dong terkenal sebagai Petarung Kungfu Patriot yang turut serta dalam pemberontakan Boxer karena tidak tahan dengan perilaku negara-negara Barat dan Jepang yang pada saat itu mencelakakan rakyat dan ingin menjajah Tiongkok menjelang akhir Dinasti Qing. Terdapat sejumlah pertarungan terkenal antara Fan Xu Dong dengan sejumlah petarung yang mewakili 8 negara, yakni pertarungan pertama adalah pada saat Beliau menjawab tantangan jagoan Samurai Jepang dalam pertarungan hidup mati secara terbuka di Shandong. Fan Xu Dong membabat tubuh sang Samurai menjadi 2 bagian dalam hitungan detik pada saat itu dengan menggunakan senjata Guan Dao. Pertarungan kedua terjadi pada tahun 1875, Fan Xu Dong mewakili Perguruan Kungfu Yantai untuk menjawab tantangan dari Juara Nasional Gulat Rusia. Pertarungan kembali dimenangkan oleh Fan Xu Dong secara telak. Setelah kemenangan tersebut, Fan Xu Dong banyak bertarung dengan petarung2 Rusia namun tidak ada satupun yang dapat mengalahkannya hingga Beliau pulang ke Tiongkok kembali.<br />
<br />
10) Keluarga Chen, Chen Fa Ke salah satu generasi penerus ke-17 Tai Chi aliran Chen yang sangat terkenal pada masa hidupnya karena tidak ada satupun lawan yang dapat mengalahkannya dan Beliau mengalahkan seluruh lawan2nya tanpa mencederai mereka sedikitpun. Beliau sendiri merupakan anak dari Chen Chang Xing, salah satu Tai Chi Master aliran Chen yang terkenal. Pertarungan Beliau yang paling terkenal adalah pertarungan bebas atau "Leitai" selama 17 hari di Beijing. Selama 17 hari tersebut, Chen Fa Ke mengalahkan seluruh lawan-lawannya hanya dengan ilmu Tai Chi aliran Chen. Banyak Ahli Bela Diri baik aliran keras maupun lembut serta berbagai aliran Bela Diri lain yang mengakui bahwa Chen Fa Ke adalah Pesilat Tak Terkalahkan pada jamannya. Chen Fa Ke dijuluki "Taiji Yi Ren" (The Best Tai Chi Master) dan "Quan Shen" (Martial Saint) oleh para praktisi bela diri dunia.<br />
<br />
11) Keluarga Yang, Yang Lu Chan (Yang Fu Kui). Beliau adalah Pendiri Tai Chi aliran Yang. Pada masa hidupnya, Beliau juga terkenal sebagai Pendekar dengan julukan "Yang Wu Di = Yang Tak Terkalahkan". Keturunan Beliau dan penerusnya yang sangat terkenal antara lain : Yang Chien Hou, Yang Shao Hao, Yang Cheng Fu, Yang Ban Hou & Chen Man Ching. Ilmu Tai Chi Yang Lu Chan sendiri terkenal dengan sejumlah julukan, yakni Mien Quan (Cotton Fist)dan Hua Quan (Neutralising Fist).<br />
<br />
12) Kuo Yun Shen (Guo Yun Shen/Yu Sheng) terkenal dengan ilmu silatnya dan Nei Kung yang sangat tinggi. Beliau adalah ahli Kungfu Hsing - I (Xing Yi). Kuo Yun Shen dijuluki "Ban Bu Peng Kuo" karena terkenal dengan penguasaan ilmu Peng Quan ("Crushing Fist") yang sempurna, salah satu ilmu dari 5 Elemen Hsing I). Konon Ilmu Tapak Kapasnya mampu merontokkan tubuh lawan cukup hanya dengan menyentuhnya. Kuo Yun Shen pernah menepuk 10 batubata dengan lembut dan semuanya hancur terburai. Beliau sendiri adalah murid terbaik dari Master Li Luoneng dan tidak pernah terkalahkan oleh siapapun pada jamannya. Hanya satu orang yang dapat mengimbangi Master Kuo Yun Shen, yakni Tung Hai Chuan dalam pertarungan sengit selama 3 hari 3 malam yang berakhir seri dan akhirnya mereka menjadi sahabat baik yang saling bertukar ilmu Kungfu.<br />
<br />
13) Sun Lutang (Sun Fu Quan). Beliau adalah Pencipta Tai Chi aliran Sun dan terkenal sebagai Ahli Hsing I dan Bagua. Beliau merupakan murid dari berbagai Ahli Kungfu seperti Bhiksu Wu, Kuo Yun Shen, Li Kui Yuan, Cheng Ting Hua (Ahli Baguazhang), Hao Wei Chen (Ahli Wu Yu Xiang Tai Chi) dan lain-lain. Julukan Beliau adalah : "Pendekar Kepala Harimau" dan "Lebih Pintar daripada Monyet Aktif".<br />
<br />
14) Tung Hai Chuan (Dong Haichuan)adalah pencipta ilmu Baguazhang (Zhuanzhang)dan terkenal tidak terkalahkan pada jamannya. Salah satu pertarungan terkenalnya adalah pertarungan 3 hari 3 malam dengan Master Kuo Yun Shen yang berakhir seri. Selain ahli Baguazhang, Beliau juga ahli dalam ilmu Bafanshan, Hongquan, Xingmengquan, Jinggangquan, Erlangquan dan Lohanquan. Tung Hai Chuan sendiri dikenal memiliki Ilmu Khusus lainnya yang dinamakan "Langkah Awan/Awan Bearak" sejenis Ilmu Meringankan Tubuh yang luar biasa yang dapat dimainkan bersamaan dengan ilmu Baguazhang.<br />
<br />
15) Yip Man (Ip Man, Foshan, Namhoi 1898-1972) merupakan salah satu ahli Kungfu Wing Chun ternama dan terkenal sebagai Pesilat yang tak terkalahkan namun sangat "low profile". Beliau merupakan murid langsung dari Chan Wah Sun, Ng Chung Sok & Leung Bik (anak dari Leung Jan). Selama di Foshan, Tiongkok, Beliau mempunyai beberapa murid yang terkenal antara lain : Lok Yiu, Chow Kwong Yue,Kwok Fu, Lun Kai,Chan Chi Sun dan Lui Ying. Pada saat di Hongkong, sejumlah murid Beliau yang terkenal adalah Leung Sheung, Lok Yiu, Chu Song Tin, Wong Shun Leung, Lo Man Kam dan Li Siau Lung/Li Jun Fan (Bruce Lee).<br />
<br />
Yip Man merupakan anak dari sebuah keluarga pedagang yang kaya dan sangat dermawan. Asal muasal ketertarikan Yip Man belajar Kungfu dikarenakan Keluarga Yip Man mengijinkan seorang Master Kungfu yang telah berumur yakni Master Chan Wah Shun untuk melestarikan Kungfu dengan cara mengajar sekelompok murid di lingkungan kuil keluarga. Master Chan memiliki reputasi sebagai Ahli Kungfu yang baik hati karena sering membela kepentingan rakyat kecil yang tertindas oleh gerombolan perampok, penjahat atau pejabat yang semena-mena. Yip Man yang saat itu berumur 9 tahun sering mengamati latihan Master Chan dan murid-muridnya. Beliau sempat memohon agar diterima menjadi murid Master Chan, namun Master Chan yang pada saat itu berumur 60 tahun lebih sudah tidak ingin menerima murid lagi. Namun Yip Man muda adalah seorang yang sangat keras keinginan dan pantang menyerah, walaupun ditolak berkali-kali, Yip Man tetap pantang menyerah.<br />
<br />
Untuk menguji keinginan dan kesungguhan Yip Man, Master Chan menyatakan akan menerimanya sebagai murid jika dia mampu membayar uang latihan sebesar tiga tael perak. Keesokan harinya, Yip Man justru datang dengan membawa seluruh tabungannya yang berjumlah 300 keping perak! Master Chan melihat bahwa Yip Man memiliki keinginan dan kesungguhan yang sangat kuat untuk belajar Kungfu Wing Chun. Setelah berdiskusi bersama dengan orang tuanya Yip Man, akhirnya Master Chan menerima Yip Man sebagai murid terakhirnya.<br />
<br />
Yip Man belajar Kungfu Wing Chun dengan Master Chan selama empat tahun atau hingga Master Chan meninggal dunia. Untuk lebih memperdalam ilmu Kungfunya, Yip Man kemudian belajar selama 2.5 tahun dengan senior yang lain, yakni Ng Chun. Ketika Yip Man berumur 16 tahun, orangtuanya mengirimnya ke Hong Kong untuk bersekolah di St Stephen's College. Dengan cepat popularitas Yip Man berkembang pesat di St Setphen's College karena Beliau sering melayani dan memenangkan pertarungan terbuka baik dengan para seniornya ataupun praktisi aliran bela diri lain yang rata-rata berbasis Kungfu, Tinju dan Karate. Pada saat itu, Kungfu Wing Chun mulai populer sebagai aliran Kungfu baru yang handal diluar aliran-aliran yang telah ada.<br />
<br />
Yip Man muda sangat menyukai pertarungan hingga pada suatu saat Beliau memperoleh informasi bahwa di pabrik sutera salah seorang temannya, terdapat seorang Ahli Kungfu yang luar biasa namun telah berumur 50 tahun. Ahli Kungfu tersebut tinggal di perahu nelayan yang bersandar dekat pelabuhan Hongkong. Yip Man kemudian menemui sang Master dan meminta petunjuk dari sang Ahli Kungfu. Namun sang Ahli Kungfu tersebut justru meminta Yip Man untuk mendemonstrasikan Kungfu Wing Chun-nya. Setelah melihat beberapa jurus Yip Man, sang Ahli Kungfu tersebut justru meledek bahwa ilmu Kungfu Wing Chin Yip Man sebenarnya masih jauh dibawah standar Ahli Kungfu Wing Chun! Merasa bahwa kemampuannya direndahkan, Yip Man menantang sang Ahli tersebut untuk bertarung. Dalam satu-dua gerakan, Yip Man justru terlempar ke perairan! Setelah berkali-kali mencoba menyerang dengan berbagai jurus rahasia yang dipelajarinya selama ini, akhirnya Yip Man menyadari bahwa Ahli Kungfu yang ditemuinya ini adalah Ahli Kungfu tingkat tinggi karena seluruh serangan Yip Man tidak dapat mengenai sasaran! Akhirnya Yip Man pun menyerah dan menyatakan keinginannya untuk belajar dari sang Ahli Kungfu tersebut. Tertarik dengan bakat dan kemampuan Yip Man, Ahli Kungfu tersebut menerima Yip Man sebagai muridnya. Belakangan Yip Man baru tahu bahwa Ahli Kungfu tersebut ternyata adalah Master Leung Bik yang masih satu "lineage/akar" dengan ilmu Kungfu Master Chan Wah Sun. Master Leung Bik sendiri merupakan Ahli Kungfu dari berbagai aliran namun lebih memfokuskan diri pada aliran Kungfu Wing Chun. Namun selama ini, tidak ada orang/ahli Kungfu lainnya yang tahu bahwa Master Leung Bik sebenarnya adalah Ahli Kungfu Wing Chun hingga kedatangan Yip Man!<br />
<br />
Kungfu Wing Chun Master Leung Bik dan Master Chan Wah Sun sebenarnya berasal dari akar yang sama, yakni Shaolin Wing Chun Ng Mui namun Master Leung Bik melakukan sejumlah perubahan sesuai dengan pengalaman bertarungnya selama ini sehingga terdapat perbedaan pola dan jurus yang antara Kungfu Wing Chin Tradisional dengan Kungfu Wing Chun miliknya. Setelah belajar selama 2.5 tahum, Master Leung Bik telah mewarisi seluruh ilmunya kepada Yip Man dan meminta Yip Man untuk menyebarluaskan Kungfu Wing Chun kepada khalayak ramai. Seiring dengan selesainya masa studi Beliau, Yip Man kembali ke Foshan dan bercita-cita untuk melaksanakan mandat gurunya. Yip Man mengajarkan seluruh kemampuannya kepada rekan-rekan seperguruan namun keinginan tersebut sempat menemui ganjalan karena salah seorang seniornya tetap ingin mempertahankan tradisional Wing Chun sehingga sempat terjadi pertarungan antara Yip Man dengan seniornya. Namun pada akhirnya sang senior dapat menerima bahwa ilmu Kungfu yang baik adalah ilmu Kungfu yang dapat beradaptasi dan berubah sesuai dengan perkembangan yang ada. Selama di Foshan terjadi banyak peristiwa yang mengubah jalan hidup Master Yip Man, mulai dari masuknya penjajahan Jepang hingga sejumlah pertarungannya dengan ahli-ahli bela diri Jepang yang menindas rakyat kecil. Yip Man sering menjawab tantangan para ahli bela diri Jepang yang berupaya merontokkan mental rakyat Tionghoa dengan mengadakan sejumlah turnamen bela diri. Kemenangan demi kemenangan diraih dengan mudah dan cepat dalam setiap pertarungan hingga akhirnya Yip Man harus dilarikan dari Foshan ke Hongkong kembali karena menjadi target pembunuhan.<br />
<br />
Pada awal mulanya di Hong Kong, Yip Man bekerja di restoran dan sehari-harinya mengajar Kungfu Wing Chun kepada Wong Sheung Leung, salah seorang praktisi Kungfu Pak Mei dan sekaligus murid pertama Yip Man. Kehidupan di Hongkong yang keras sering menyebabkan Yip Man menerima banyak tantangan baik dari aliran Kungfu maupun bela diri lainnya. Pada umumnya, Yip Man menolak secara halus tantangan tersebut namun pada akhirnya pertarungan tetap tak terhindarkan. Yip Man tidak pernah mengalami kekalahan sekalipun atau melukai lawan-lawannya dalam setiap pertarungan dan pada umumnya setelah pertarungan selesai, para lawan-lawannya justru sangat segan terhadap Yip Man karena sikap Yip Man yang rendah hati dan ksatria. Setelah mengajar ilmu Kungfu Wing Chun selama 20 tahun di Hongkong, Master Yip Man meninggal dunia.<br />
<br />
16) Bruce Lee (Lee Jun Fan/Lee Siau Lung). Praktisi Wing Chun dan Pendiri Jeet Kune Do (Intercepting Fist). Beliau adalah aktor sekaligus seniman bela diri yang berangkat dari hobi perkelahian jalanan bahkan dengan anggota2 geng mafia. Pada masa hidupnya, Beliau terkenal dengan sejumlah pertarungan nyata dengan berbagai praktisi bela diri baik pada masa syuting film maupun hari-hari yang telah ditentukan. Berikut adalah daftar sejumlah pertarungan Bruce Lee yang tercatat : a) Pada tahun 1958, Bruce Lee mengalahkan Juara Tinju Boxer Inggris 3x, Gary Elms di ronde ketiga dengan KO dalam kejuaran Hongkong Inter School Amateur Boxing Championship b) Sebelum berhadapan dengan Gary Elms, Bruce Lee mengalahkan Shen Yuen, Lieh Lo dan Yang Huang semuanya di ronde pertama dengan KO c) Bruce Lee mengalahkan Pu Chung, Ahli Kungfu Choy Li Fut dengan KO di ronde pertama dalam pertarungan Full Contact Body. Sponsor pertarungan tersebut adalah Wong Sheung Leung d) Selama tahun 1959-1960, Bruce Lee terlibat banyak pertarungan di jalanan dan rata-rata korbannya KO atau cacat, sehingga pihak Kepolisian menjadi sibuk akibat hobi Beliau e) Pada tahun 1962, Bruce Lee mengalahkan Uechi juara Karate Sabuk Hitam dengan KO 11 detik di Seattle. Taki Kimura justru menghitung KO tersebut dalam waktu 10 detik! f) Pada saat syting film The Big Boss di Thailand, Bruce menjawab tantangan dari para Muai Thay dengan meng-KO wakil mereka hanya dalam hitungan detik g) Pada saat syuting film Enter The Dragon, Bruce juga menjawab tantangan seorang Karateka Ban Hitam dengan meng-KOnya dalam hitungan detik h) Dalam beberapa kesempatan, Bruce menjawab tantangan dari berbagai ahli bela diri baik dengan menggunakan tangan kosong maupun senjata, namun semua lawannya rata-rata mengalami nasib KO atau tidak dapat melanjutkan pertarungan. Pada umumnya pertarungan tersebut disaksikan banyak orang atau ahli-ahli bela diri lainnya i) Pertarungan yang terlama dan cukup menguras energi Bruce Lee adalah pada saat Beliau berhadapan dengan Wong Jack Man, ahli Xing Yi, Kungfu Shaolin Selatan dan Tai Chi. Konon Wong Jack Man adalah petarung Kungfu dari Chin Woo School. Pertarungan selesai dalam waktu 20-25 menit dengan kemenangan Bruce Lee. Di lain kesempatan, Wong Jack Man mengajukan tantangan kembali namun Bruce Lee tidak pernah menanggapi. Belajar dari pertarungan tersebut, Bruce mengintegrasikan seluruh kemampuan dan ilmu bela dirinya dan akhirnya menciptakan aliran bela diri baru, yakni : Jeet Kune Do.<br />
<br />
Pada akhirnya, seiring dengan kemajuan dan makin terbukanya negara Tiongkok, berbagai jenis aliran ilmu bela diri Kungfu mulai digabung dan distandarkan menjadi suatu bentuk olahraga yang dapat dipertandingkan secara internasional, yakni Wushu atau "Seni Perang".Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10402937793677637678noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9186068152973775851.post-83185176258857796462011-02-03T10:50:00.000+07:002011-02-03T10:50:59.040+07:00KarateKarate (空 手 道) adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang. Seni bela diri karate dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa. Seni bela diri ini pertama kali disebut "Tote” yang berarti seperti “Tangan China”. Waktu karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada saat itu sedang tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji Okinawa (Tote: Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi ‘karate’ (Tangan Kosong) agar lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang. Karate terdiri dari atas dua kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’ 空 dan berarti ‘kosong’. Dan yang kedua, ‘te’ 手, berarti ‘tangan'. Yang dua kanji bersama artinya “tangan kosong” 空手 (pinyin: kongshou).<br />
<br />
Menurut Zen-Nippon Karatedo Renmei/Japan Karatedo Federation (JKF) dan World Karatedo Federation (WKF), yang dianggap sebagai gaya karate yang utama yaitu:<br />
<br />
1. Shotokan<br />
2. Goju-Ryu<br />
3. Shito-Ryu<br />
4. Wado-Ryu<br />
<br />
Keempat aliran tersebut diakui sebagai gaya Karate yang utama karena turut serta dalam pembentukan JKF dan WKF.<br />
<br />
Namun gaya karate yang terkemuka di dunia bukan hanya empat gaya di atas itu saja. Beberapa aliran besar seperti Kyokushin , Shorin-ryu dan Uechi-ryu tersebar luas ke berbagai negara di dunia dan dikenal sebagai aliran Karate yang termasyhur, walaupun tidak termasuk dalam "4 besar WKF".<br />
<br />
Di negara Jepang, organisasi yang mewadahi olahraga Karate seluruh Jepang adalah JKF. Adapun organisasi yang mewadahi Karate seluruh dunia adalah WKF (dulu dikenal dengan nama WUKO - World Union of Karatedo Organizations). Ada pula ITKF (International Traditional Karate Federation) yang mewadahi karate tradisional. Adapun fungsi dari JKF dan WKF adalah terutama untuk meneguhkan Karate yang bersifat "tanpa kontak langsung", berbeda dengan aliran Kyokushin atau Daidojuku yang "kontak langsung".<br />
<br />
Latihan dasar karate terbagi tiga seperti berikut:<br />
<br />
1. Kihon, yaitu latihan teknik-teknik dasar karate seperti teknik memukul, menendang dan menangkis.<br />
2. Kata, yaitu latihan jurus atau bunga karate.<br />
3. Kumite, yaitu latihan tanding atau sparring.<br />
<br />
Pada zaman sekarang karate juga dapat dibagi menjadi aliran tradisional dan aliran olah raga. Aliran tradisional lebih menekankan aspek bela diri dan teknik tempur sementara aliran olah raga lebih menumpukan teknik-teknik untuk pertandingan olah raga.<br />
<br />
<br />
<b>Teknik Karate</b><br />
<br />
Teknik Karate terbagi menjadi tiga bagian utama : Kihon (teknik dasar), Kata(jurus) dan Kumite (pertarungan). Murid tingkat lanjut juga diajarkan untuk menggunakan senjata seperti tongkat (bo) dan ruyung (nunchaku).<br />
<b>Kihon</b><br />
<br />
Kihon (基本:きほん, Kihon?) secara harfiah berarti dasar atau fondasi. Praktisi Karate harus menguasai Kihon dengan baik sebelum mempelajari Kata dan Kumite.<br />
<br />
Pelatihan Kihon dimulai dari mempelajari pukulan dan tendangan (sabuk putih) dan bantingan (sabuk coklat). Pada tahap dan atau Sabuk Hitam, siswa dianggap sudah menguasai seluruh kihon dengan baik.<br />
<b>Kata</b><br />
<br />
Kata (型:かた) secara harfiah berarti bentuk atau pola. Kata dalam karate tidak hanya merupakan latihan fisik atau aerobik biasa. Tapi juga mengandung pelajaran tentang prinsip bertarung. Setiap Kata memiliki ritme gerakan dan pernapasan yang berbeda.<br />
<br />
Dalam Kata ada yang dinamakan Bunkai. Bunkai adalah aplikasi yang dapat digunakan dari gerakan-gerakan dasar Kata.<br />
<br />
Setiap aliran memiliki perbedaan gerak dan nama yang berbeda untuk tiap Kata. Sebagai contoh : Kata Tekki di aliran Shotokan dikenal dengan nama Naihanchi di aliran Shito Ryu. Sebagai akibatnya Bunkai (aplikasi kata) tiap aliran juga berbeda.<br />
<b>Kumite</b><br />
<br />
Kumite (組手:くみて) secara harfiah berarti "pertemuan tangan". Kumite dilakukan oleh murid-murid tingkat lanjut (sabuk biru atau lebih). Tetapi sekarang, ada dojo yang mengajarkan kumite pada murid tingkat pemula (sabuk kuning). Sebelum melakukan kumite bebas (jiyu Kumite) praktisi mempelajari kumite yang diatur (go hon kumite) atau (yakusoku kumite). Untuk kumite aliran olahraga, lebih dikenal dengan Kumite Shiai atau Kumite Pertandingan.<br />
<br />
Untuk aliran Shotokan di Jepang, kumite hanya dilakukan oleh siswa yang sudah mencapai tingkat dan (sabuk hitam). Praktisi diharuskan untuk dapat menjaga pukulannya supaya tidak mencederai kawan bertanding.<br />
<br />
Untuk aliran "kontak langsung" seperti Kyokushin, praktisi Karate sudah dibiasakan untuk melakukan kumite sejak sabuk biru strip. Praktisi Kyokushin diperkenankan untuk melancarkan tendangan dan pukulan sekuat tenaganya ke arah lawan bertanding.<br />
<br />
Untuk aliran kombinasi seperti Wado-ryu, yang tekniknya terdiri atas kombinasi Karate dan Jujutsu, maka Kumite dibagi menjadi dua macam, yaitu Kumite untuk persiapan Shiai, yang dilatih hanya teknik-teknik yang diperbolehkan dalam pertandingan, dan Goshinjutsu Kumite atau Kumite untuk beladiri, semua teknik dipergunakan, termasuk jurus-jurus Jujutsu seperti bantingan, kuncian, dan menyerang titik vital.<br />
<b>Pertandingan Karate</b><br />
<br />
Pertandingan karate dibagi atas dua jenis yaitu :<br />
<br />
1. Kumite (perkelahian) putera dan puteri<br />
2. Kata (jurus) putera dan puteri<br />
<br />
<b>Kumite</b><br />
<br />
Kumite dibagi atas kumite perorangan dengan pembagian kelas berdasarkan berat badan dan kumite beregu tanpa pembagian kelas berat badan (khusus untuk putera). Sistem pertandingan yang dipakai adalah reperchance (WUKO) atau babak kesempatan kembali kepada atlet yang pernah dikalahkan oleh sang juara. Pertandingan dilakukan dalam satu babak (2-3 menit bersih) dan 1 babak perpanjangan kalau terjadi seri, kecuali dalam pertandingan beregu tidak ada waktu perpanjangan. Dan jika masih pada babak perpanjangan masih mengalami nilai seri, maka akan diadakan pemilihan karateka yang paling ofensif dan agresif sebagai pemenang.<br />
<b>Kata</b><br />
<br />
Pada pertandingan kata yang diperagakan adalah keindahan gerak dari jurus, baik untuk putera maupun puteri. Sesuai dengan Kata pilihan atau Kata wajib dalam peraturan pertandingan.<br />
<br />
Para peserta harus memperagakan Kata wajib. Bila lulus, peserta akan mengikuti babak selanjutnya dan dapat memperagakan Kata pilihan.<br />
<br />
Pertandingan dibagi menjadi dua jenis: Kata perorangan dan Kata beregu. Kata beregu dilakukan oleh 3 orang. Setelah melakukan peragaan Kata , para peserta diharuskan memperagakan aplikasi dari Kata (bunkai). Kata beregu dinilai lebih prestisius karena lebih indah dan lebih susah untuk dilatih.<br />
<br />
Menurut standar JKF dan WKF, yang diakui sebagai Kata Wajib adalah hanya 8 Kata yang berasal dari perguruan 4 Besar JKF, yaitu Shotokan, Wado-ryu, Goju-ryu and Shito-ryu, dengan perincian sebagai berikut:<br />
<br />
* Shotokan : Kankudai dan Jion.<br />
* Wado-ryu : Seishan dan Chinto.<br />
* Goju-ryu : Saifa dan Seipai.<br />
* Shito-ryu: Seienchin dan Bassaidai.<br />
<br />
Karateka dari aliran selain 4 besar tidak dilarang untuk ikut pertandingan Kata JKF dan WKF, hanya saja mereka harus memainkan Kata sebagaimana dimainkan oleh perguruan 4 besar di atas.<br />
<b>Luas lapangan</b><br />
<br />
* Lantai seluas 8 x 8 meter, beralas papan atau matras di atas panggung dengan ketinggian 1 meter dan ditambah daerah pengaman berukuran 2 meter pada tiap sisi.<br />
* Arena pertandingan harus rata dan terhindar dari kemungkinan menimbulkan bahaya.<br />
<br />
Pada Kumite Shiai yang biasa digunakan oleh FORKI yang mengacu peraturan dari WKF, idealnya adalah menggunakan matras dengan lebar 10 x 10 meter. Matras tersebut dibagi kedalam tiga warna yaitu putih, merah dan biru. Matras yang paling luar adalah batas jogai dimana karate-ka yang sedang bertanding tidak boleh menyentuh batas tersebut atau akan dikenakan pelanggaran. Batas yang kedua lebih dalam dari batas jogai adalah batas peringatan, sehingga karate-ka yang sedang bertanding dapat memprediksi ruang arena dia bertanding. Sisa ruang lingkup matras yang paling dalam dan paling banyak dengan warna putih adalah arena bertanding efektif.<br />
<b>Peralatan dalam pertandingan karate</b><br />
<br />
Peralatan yang diperlukan dalam pertandingan karate<br />
<br />
1. Pakaian karate (karategi) untuk kontestan<br />
2. Pelindung tangan<br />
3. Pelindung tulang kering<br />
4. Ikat pinggang (Obi) untuk kedua kontestan berwarna merah/aka dan biru/ao<br />
5. Alat-alat lain yang diperbolehkan tapi bukan menjadi keharusan adalah:<br />
* Pelindung gusi (di beberapa pertandingan menjadi keharusan)<br />
* Pelindung tubuh untuk kontestan putri<br />
* Pelindung selangkangan untuk kontestan putera<br />
6. Peluit untuk arbitrator/alat tulis<br />
7. Seragam wasit/juri<br />
* Baju putih<br />
* Celana abu-abu<br />
* Dasi merah<br />
* Sepatu karet hitam tanpa sol<br />
8. Papan nilai<br />
9. Administrasi pertandingan<br />
10. Lampu merah, hijau, kuning sebagai tanda waktu pertandingan dengan pencatat waktu (stop watch).<br />
<br />
Tambahan: Khusus untuk Kyokushin, pelindung yang dipakai hanyalah pelindugn selangkangan untuk kontestan putra. Sedangkan pelindung yang lain tidak diperkenankan.<br />
<b>Falsafah Karate</b><br />
<br />
Rakka (Bunga yang berguguran)<br />
<br />
Ia adalah konsep bela diri atau pertahanan di dalam karate. Ia bermaksud setiap teknik pertahanan itu perlu dilakukan dengan bertenaga dan mantap agar dengan menggunakan satu teknik pun sudah cukup untuk membela diri sehingga diumpamakan jika teknik itu dilakukan ke atas pokok, maka semua bunga dari pokok tersebut akan jatuh berguguran. Contohnya jika ada orang menyerang dengan menumbuk muka, si pengamal karate boleh menggunakan teknik menangkis atas. Sekiranya tangkisan atas itu cukup kuat dan mantap, ia boleh mematahkan tangan yang menumbuk itu. Dengan itu tidak perlu lagi membuat serangan susulan pun sudah cukup untuk membela diri.<br />
<br />
Mizu No Kokoro (Minda itu seperti air)<br />
<br />
Konsep ini bermaksud bahwa untuk tujuan bela diri, minda (pikiran) perlulah dijaga dan dilatih agar selalu tenang. Apabila minda tenang, maka mudah untuk pengamal bela diri untuk mengelak atau menangkis serangan. Minda itu seumpama air di danau. Bila bulan mengambang, kita akan dapat melihat bayangan bulan dengan terang di danau yang tenang. Sekiranya dilontar batu kecil ke danautersebut, bayangan bulan di danau itu akan kabur.<br />
<b>Aliran Karate</b><br />
<br />
Seperti telah disinggung diatas, ada banyak aliran Karate di Jepang, dan sebagian dari aliran-aliran tersebut sudah masuk ke Indonesia.<br />
<br />
Adapun ciri khas dan latar belakang dari berbagai aliran Karate yang termasuk dalam "4 besar JKF" adalah sebagai berikut:<br />
<b>Shotokan</b><br />
<br />
Shoto adalah nama pena Gichin Funakoshi, Kan dapat diartikan sebagai gedung/bangunan - sehingga shotokan dapat diterjemahkan sebagai Perguruan Funakoshi. Gichin Funakoshi merupakan pelopor yang membawa ilmu karate dari Okinawa ke Jepang. Aliran Shotokan merupakan akumulasi dan standardisasi dari berbagai perguruan karate di Okinawa yang pernah dipelajari oleh Funakoshi. Berpegang pada konsep Ichigeki Hissatsu, yaitu satu gerakan dapat membunuh lawan. Shotokan menggunakan kuda-kuda yang rendah serta pukulan dan tangkisan yang keras. Gerakan Shotokan cenderung linear/frontal, sehingga praktisi Shotokan berani langsung beradu pukulan dan tangkisan dengan lawan.<br />
<b>Goju-ryu</b><br />
<br />
Goju memiliki arti keras-lembut. Aliran ini memadukan teknik keras dan teknik lembut, dan merupakan salah satu perguruan karate tradisional di Okinawa yang memiliki sejarah yang panjang. Dengan meningkatnya popularitas Karate di Jepang (setelah masuknya Shotokan ke Jepang), aliran Goju ini dibawa ke Jepang oleh Chojun Miyagi. Miyagi memperbarui banyak teknik-teknik aliran ini menjadi aliran Goju-ryu yang sekarang, sehingga banyak orang yang menganggap Chojun Miyagi sebagai pendiri Goju-ryu. Berpegang pada konsep bahwa "dalam pertarungan yang sesungguhnya, kita harus bisa menerima dan membalas pukulan". Sehinga Goju-ryu menekankan pada latihan SANCHIN atau pernapasan dasar, agar para praktisinya dapat memberikan pukulan yang dahsyat dan menerima pukulan dari lawan tanpa terluka. Goju-ryu menggunakan tangkisan yang bersifat circular serta senang melakukan pertarungan jarak rapat.<br />
<b>Shito-ryu</b><br />
<br />
Aliran Shito-ryu terkenal dengan keahlian bermain KATA, terbukti dari banyaknya KATA yang diajarkan di aliran Shito-ryu, yaitu ada 30 sampai 40 KATA, lebih banyak dari aliran lain. Namun yang tercatat di soke/di Jepang ada 111 kata beserta bunkainya. Sebagai perbandingan, Shotokan memiliki 25, Wado memiliki 17, Goju memiliki 12 KATA. Dalam pertarungan, ahli Karate Shito-ryu dapat menyesuaikan diri dengan kondisi, mereka bisa bertarung seperti Shotokan secara frontal, maupun dengan jarak rapat seperti Goju.<br />
<b>Wado-ryu<br />
</b><br />
Wado-ryu adalah aliran Karate yang unik karena berakar pada seni beladiri Shindo Yoshin-ryu Jujutsu, sebuah aliran beladiri Jepang yang memiliki teknik kuncian persendian dan lemparan. Sehingga Wado-ryu selain mengajarkan teknik Karate juga mengajarkan teknik kuncian persendian dan lemparan/bantingan Jujutsu. DIdalam pertarungan, ahli Wado-ryu menggunakan prinsip Jujutsu yaitu tidak mau mengadu tenaga secara frontal, lebih banyak menggunakan tangkisan yang bersifat mengalir (bukan tangkisan keras), dan kadang-kadang menggunakan teknik Jujutsu seperti bantingan dan sapuan kaki untuk menjatuhkan lawan. Akan tetapi, dalam pertandingan FORKI dan JKF, para praktisi Wado-ryu juga mampu menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada dan bertanding tanpa menggunakan jurus-jurus Jujutsu tersebut.<br />
<br />
Sedangkan aliran Karate lain yang besar walaupun tidak termasuk dalam "4 besar JKF" antara lain adalah:<br />
<b>Kyokushin</b><br />
<br />
Kyokushin tidak termasuk dalam 4 besar Japan Karatedo Federation. Akan tetapi, aliran ini sangat terkenal baik didalam maupun diluar Jepang, serta turut berjasa mempopulerkan Karate di seluruh dunia, terutama pada tahun 1970an. Aliran ini didirikan oleh Sosai Masutatsu Oyama. Nama Kyokushin mempunyai arti kebenaran tertinggi. Aliran ini menganut sistem Budo Karate, dimana praktisi-praktisinya dituntut untuk berani melakukan full-contact kumite, yakni tanpa pelindung, untuk mendalami arti yang sebenarnya dari seni bela diri karate serta melatih jiwa/semangat keprajuritan (budo), aliran ini juga sering dikenal sebagai salah satu aliran karate paling keras. Aliran ini menerapkan hyakunin kumite (kumite 100 orang) sebagai ujian tertinggi, dimana karateka diuji melakukan 100 kumite berturut-turut tanpa kalah. Sosai Oyama sendiri telah melakukan kumite 300 orang. Adalah umum bagi praktisi aliran ini untuk melakukan 5-10 kumite berturut-turut.<br />
<b>Shorin-ryu</b><br />
<br />
Aliran ini adalah aliran Karate yang asli berasal dari Okinawa. Didirikan oleh Shoshin Nagamine yang didasarkan pada ajaran Yasutsune Anko Itosu, seorang guru Karate abad ke 19 yang juga adalah guru dari Gichin Funakoshi, pendiri Shotokan Karate. Dapat dimaklumi bahwa gerakan Shorin-ryu banyak persamaannya dengan Shotokan. Perbedaan yang mencolok adalah bahwa Shorin-ryu juga mengajarkan bermacam-macam senjata, seperti Nunchaku, Kama dan Rokushaku Bo.<br />
<b>Uechi-ryu</b><br />
<br />
Aliran ini adalah aliran Karate yang paling banyak menerima pengaruh dari beladiri China, karena pencipta aliran ini, Kanbun Uechi, belajar beladiri langsung di provinsi Fujian di China. Oleh karena itu, gerakan dari aliran Uechi-ryu Karate sangat mirip dengan Kungfu aliran Fujian, terutama aliran Baihequan (Bangau Putih).Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10402937793677637678noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9186068152973775851.post-1451372697582032982011-01-30T14:12:00.000+07:002011-01-30T14:14:42.521+07:00TaekwondoTaekwondo (juga dieja Tae Kwon Do, Taekwon-Do) adalah olahraga bela diri asal Korea yang juga populer di Indonesia, olah raga ini juga merupakan olahraga nasional Korea. Ini adalah seni bela diri yang paling banyak dimainkan di dunia[rujukan?] dan juga dipertandingkan di Olimpiade.<br />
Dalam bahasa Korea, hanja untuk Tae berarti "menendang atau menghancurkan dengan kaki"; Kwon berarti "tinju"; dan Do berarti "jalan" atau "seni". Jadi, Taekwondo dapat diterjemahkan dengan bebas sebagai "seni tangan dan kaki" atau "jalan" atau "cara kaki dan kepalan". Popularitas taekwondo telah menyebabkan seni ini berkembang dalam berbagai bentuk. Seperti banyak seni bela diri lainnya, taekwondo adalah gabungan dari teknik perkelahian, bela diri, olahraga, olah tubuh, hiburan, dan filsafat.<br />
Meskipun ada banyak perbedaan doktriner dan teknik di antara berbagai organisasi taekwondo, seni ini pada umumnya menekankan tendangan yang dilakukan dari suatu sikap bergerak, dengan menggunakan daya jangkau dan kekuatan kaki yang lebih besar untuk melumpuhlan lawan dari kejauhan. Dalam suatu pertandingan, tendangan berputar, 45 derajat, depan, kapak dan samping adalah yang paling banyak dipergunakan; tendangan yang dilakukan mencakup tendangan melompat, berputar, skip dan menjatuhkan, seringkali dalam bentuk kombinasi beberapa tendangan. Latihan taekwondo juga mencakup suatu sistem yang menyeluruh dari pukulan dan pertahanan dengan tangan, tetapi pada umumnya tidak menekankan grappling (pergulatan).<br />
<br />
<br />
<b>Tiga materi dalam latihan</b><br />
1. Poomsae atau rangkaian jurus adalah rangkaian teknik gerakan dasar serangan dan pertahanan diri, yang dilakukan melawan lawan yang imajiner, dengan mengikuti diagram tertentu. Setiap diagram rangkaian gerakan poomse didasari oleh filosofi timur yang menggambarkan semangat dan cara pandang bangsa Korea.<br />
2. Kyukpa atau teknik pemecahan benda keras adalah latihan teknik dengan memakai sasaran/obyek benda mati, untuk mengukur kemampuan dan ketepatan tekniknya. Obyek sasaran yang biasanya dipakai antara lain papan kayu, batu bata, genting, dan lain-lain. Teknik tersebut dilakukan dengan tendangan, pukulan, sabetan, bahkan tusukan jari tangan.<br />
3. Kyoruki atau pertarungan adalah latihan yang mengaplikasikan teknik gerakan dasar atau poomse, dimana dua orang yang bertarung saling mempraktekkan teknik serangan dan teknik pertahanan diri.<br />
[sunting] Filosofi sabuk pada Tae Kwon Do<br />
• Putih melambangkan kesucian, awal/dasar dari semua warna, permulaan. Di sini para taekwondoin mempelajari jurus dasar (gibon) 1<br />
• Kuning melambangkan bumi,disinilah mulai ditanamkan dasar-dasar TKD dengan kuat.Mempelajari gibon 2 dan 3. Sebelum naik sabuk hijau biasanya naik ke sabuk kuning strip hijau terlebih dahulu.<br />
• Hijau melambangkan hijaunya pepohonan, pada saat inilah dasar TKD mulai ditumbuhkembangkan.(mempelajari taeguk 2). Sebelum naik ke sabuk biru biasanya naik ke sabuk hijau strip biru terlebih dahulu.<br />
• Biru melambangkan birunya langit yang menyelimuti bumi dan seisinya,memberi arti bahwa kita harus mulai mengetahui apa yang telah kita pelajari.(mempelajari taeguk 4). Sebelum naik sabuk merah biasanya naik ke sabuk biru strip merah terlebih dahulu.<br />
• Merah melambangkan matahari artinya bahwa kita mulai menjadi pedoman bagi orang lain dan mengingatkan harus dapat mengontrol setiap sikap dan tindakan kita.(mempelajari taeguk 6). Sebelum naik sabuk hitam, biasanya naik ke sabuk merah strip dua dan merah strip satu dahulu. Maksud dari matahari adalah tingkaran di mana seorang sabuk merah memberi kehangatan atau dalam arti denotasi mulai memberi ilmu atau bimbingan.<br />
• Hitam melambangkan akhir, kedalaman, kematangan dalam berlatih dan penguasaan diri kita dari takut dan kegelapan. Hitam memiliki tahapan dari Dan 1 hingga Dan 9. Juga melambangkan alam semesta.<br />
<br />
<b>Terminologi Tae Kwon Do</b><br />
1. Sabeum = Instruktur<br />
2. Sabeum Nim = Instruktur Kepala<br />
3. Seonbae = Senior<br />
4. Hubae = Junior<br />
5. Tae Kwon Do Junshin = Prinsip Ajaran Tae Kwon Do<br />
6. Muknyeom = Meditasi<br />
7. Dobok = Seragam Tae Kwon Do<br />
8. Ti = Sabuk Latihan<br />
9. Oen = Kiri<br />
10. Oreon = Kanan<br />
11. Joonbi = Siap<br />
12. Sijak = Mulai (Tanpa Komando(biasa dilakukan di poomse))<br />
13. Kalryeo = Stop<br />
14. Keysok = Lanjutkan<br />
15. Keuman = Selesai<br />
16. A Nee = Tidak<br />
17. Yee = Ya<br />
18. Eolgol = Sasaran atas<br />
19. Moumtong = Sasaran tengah<br />
20. Arae = Sasaran bawah<br />
21. Kyungrye = hormat<br />
22. chariot = mempersiapkan diri<br />
23. nici= sekian<br />
24. belci ki manisi = tempat istirahat<br />
25. menicip = pengawas taekwondo<br />
26. dobeon = dua kali<br />
27. sambeon = tiga kali<br />
28. iljang = satu<br />
29. ijang = dua<br />
30. samjang = tiga<br />
31. sahjang = empat<br />
32. ohjang = lima<br />
33. yukjang = enam<br />
34. chiljang = tujuh<br />
35. paljang = delapan<br />
<b>Pukulan, Tendangan, dan Tangkisan<br />
Pukulan</b><br />
• Yeop Jireugi = Pukulan Samping<br />
• Chi Jireugi = Pukulan Dari Bawah Keatas<br />
• Dolryeo Jireugi = Pukulan Mengait<br />
• Pyojeok Jireugi = Pukulan Dengan Sasaran<br />
• momtong jireugi = pukulan mengarah ke tengah (pukulan mengarah ke ulu hati)<br />
• are jireugi = pukulan ke bawah<br />
• oreon jireugi = pukulan dengan tangan kanan yang dilakukan sambil menendang (ap chagi)<br />
• Eolgol jireugi = pukulan ke atas (pukulan mengarah ke kepala)<br />
• hengek = menunduk<br />
• ap chumbi = siap<br />
<b>Tendangan</b><br />
• Ap Chagi = Tendangan depan<br />
• Dollyo Chagi = Tendangan setengah melingkar<br />
• Yeop Chagi = Tendangan samping menggunakan pisau kaki<br />
• Dwi Chagi = Tendangan belakang<br />
• Twieo Dwi Chagi = Tendangan belakang yang dilakukan sambil melompat<br />
• Twieo Yeop Chagi = Tendangan samping yang dilakukan sambil melompat<br />
• Goley chagi = Tendangan ganda<br />
• Sip Chagi An Chagi = Tendangan yang dilakukan sambil melompat dan tangkisan aremaki<br />
• Penriyti Chagi = Tendangan keliling.<br />
• Dwi Hurigi = Tendangan berputar melalui belakang.<br />
• Del'o chigi = Tendangan mencangkul ke arah kepala menggunakan tumit<br />
• Aidan dollyo chagi = Tendangan ke arah perut menggunakan kaki depan<br />
<b>Tangkisan</b><br />
•Aremagi = Tangkisan bawah<br />
•Eolgol Ceceumaki = Tangkisan ke arah kepala<br />
•Bakat Momtong Bakat Magi = Tangkisan dari arah dalam menggunakan bagian dalamlengan bawah.<br />
•Bakat Momtong An Magi = Tangkisan dari arah dalam menggunakan bagian luar lengan bawah.<br />
• An Magi = tangkisan dari arah luar.<br />
• Bina Magi an magi = tangkisan yang dimulai dari lengan bawah dan saat masuk ke dalam harus melalui lengan atas.<br />
• An palmok montong bakat magi = tangkisan ke arah lengan bawah<br />
<i> source : wikipedia.org</i>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10402937793677637678noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9186068152973775851.post-87267485644898898772011-01-30T14:06:00.001+07:002011-01-30T14:08:39.324+07:00Pentingnya olahragaRutinitas sehari-hari yang padat tak jarang menguras stamina tubuh kita. Nah... untuk menjaganya, berbagai cara pun dilakukan agar tubuh lebih fit dan segar, salah satunya adalah olahraga. Seperti jogging, selain murah dan mudah dilakukan jogging ini dapat meningkatkan daya tahan tubuh kita, karena dengan jogging semua otot lower body khususnya kaki ikut bergerak. Semakin lambat gerakan semakin meningkatkan stamina kita, tapi usahakan agar kecepatannya sekonsisten mungkin. Lakukanlah jogging sejauh 3 km per hari. atau bersepeda di luar ruangan sepanjang 5 km. Otot yang bergerak tidak jauh beda dengan jogging namun oksigen yang sampai ke tubuh manusia tentunya lebih segar dibandingkan di dalam ruangan. Yang dimaksud lebih banyak oksigen adalah lebih panas lagi organ dalam yang dapat bekerja sehingga meningkatkan efisiensi produksi energi.<br />
<br />
Selain di luar ruangan olahraga juga bisa dilakukan di dalam ruangan seperti di pusat-pusat kebugaran. Nah di pusat kebugaran ini kita dapat menggunakan alat-alat yang sudah tersedia, seperti treadmill. Pada umumnya gerakannya terlihat sama dengan jogging. Namun dengan program-program yang tersedia di alat tersebut kita dapat membakar kalori lebih banyak dengan meningkatkan beban program. Maka dengan proses tersebut jantung, paru-paru dan pernafasan akan lebih kuat dan otomatis menambah stamina kita<br />
<br />
Untuk menggerakkan otot upper dan lower atau lengan dan kaki, bisa kita gunakan alat cost trainer. Alat ini lebih banyak membuat pembakaran kalori dibandingkan jogging. Karena bagian atas dan bawah tubuh kita ikut bergerak semua. Disarankan agar melakukan olaraga secara teratur sehingga diperoleh hasil yang maksimal.<br />
<br />
Akan lebih baik setelah berolahraga jangan lupakan untuk minum karena salah satu penyebab kelelahan adalah akibat tubuh kekurangan cairan. Darah akan mengental sehingga akibatnya darah menjadi lambat dan butuh waktu lebih lama bagi sel tubuh untuk mendapatkan oksigen yang tentunya membuat stamina menjadi berkurang. Demikian semoga bermanfaat, dengan pulihnya stamina kita, maka kita akan segera beraktifitas kembali dengan kondisi yang lebih segar.<br />
source : www.kulinet.com,Hadi SuyiknoAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/10402937793677637678noreply@blogger.com0